Dengarkan baik-baik
Jangan buru-buru membaca
Jangan cepat-cepat kau lahap
Aku tahu kamu lapar
Sedangkan aku masih ingin berbincang
Kuseduh kopi
Kutunggu hadirmu
Di tengah riuh dunia
Di pojok warung
Disana kita berjumpa
Bersua, berbagi cerita
Jantungku berdetak lebih kencang
Seperti genderang mau perang
Ambisi menyala-nyala
Angin meniupnya berkobar-kobar
Lelah tak terasa
Bekerja bagai kuda
Kini aku terkapar
Irama jantungku menggelepar
Ku kira aku akan mati
Kukejar ambisi
Lelah, lelah, lelah
Kupasrah
Aku seperti tak berdaya
Aku malu pada raga
Kuberjalan pelan
Seperti ada yang memberontak
Tapi apa
Ketika aku sampai di sebuah pohon rindang
Sejuknya melelapkanku di pangkuan akarnya
Sesosok kakek tua memakai blangkon berbaju batik menepuk pundakku
"Nak, hidup itu seperti lomba balap karung, gembiramu ketika menang tidak sebanding dengan gembiramu ketika berlari. Maka nikmatilah hidupmu."
 Aku terkesiap.