Jika kamu menerima kenyataan pahit ini dengan lapang dada. Mengambil hikmah pelajaran hidup dari hal tersebut. Kamu bisa lebih kuat dari sebelumnya. Mental kamu menjadi lebih tangguh daripada sebelumnya.
Harimu takkan sesuram sekarang. Karena kamu belajar dari pengalaman hidup. Pengalaman hidup kamu sendiri. Bukan dari qoute-quote yang tersebar di internet.
Maka angkatlah wajahmu, lihat sekelilingmu, tak seorang pun yang tak pernah kecewa. Tak seorang pun yang tidak pernah salah. Semua pernah melakukan kesalahan-kesalahan. Semua orang pernah merasa kecewa pada diri mereka sendiri.
Jadi, kamu bukanlah satu-satunya orang yang mengalami kekecewaan mendalam. Kamu bukan satu-satunya orang yang berbuat kesalahan.
Menerima Tanggung Jawab
Merima tanggung jawab, berarti berhenti menyalahkan siapapun. Tetapi menerima setiap hal-hal buruk yang terjadi kepada diri kamu sebagai tanggung jawab pribadi. Jika kamu menerima kenyataan pahit ini dengan lapang dada. Belajar darinya, suatu saat kamu menghadapi masalah serupa, kamu tak akan segugup ini, sesedih ini, sesakit ini.
Harimu takkan sesuram sekarang. Dengan menerima kenyataan, kamu punya saat pembelajaran. Kamu berkembang menjadi manusia yang lebih kuat, lebih tegar, lebih hebat.
Kita semua belajar dari rasa sakit, rasa kecewa, merasa tidak berharga, merasa tidak berdaya, merasa tidak berguna. Sinyal-sinyal perasaan itu sebenarnya adalah tanda. Bahwasanya sebenar-benarnya keadaan kita. Adalah manusia yang berharga, berdaya, berguna bagi orang banyak.
Hanya saja, perasaanmu terlanjur larut dalam kesedihan, kekecewaan dan penyesalan. Ketika perasaan dikungkung oleh kesedihan, kecewa dan menyesal yang berlarut-larut. Pikiran menjadi mandeg, tidak bisa berpikir jernih.
Bersedih secukupnya.
Kata-kata memang lebih mudah untuk diucapkan daripada dilakukan. Talk the talk memang lebih mudah. Daripada walk the talk. Itulah mengapa lebih mudah untuk menjadi motivator daripada inovator.
Dalam keadaan sedih, kecewa, merana, tak tahu harus berbuat apa. Kita secara alami sudah tahu harus berbuat apa. Tetapi perasaan kita mengalahkan logika. Logika jalan ditempat. Perasaan menguasai tubuh kita.
Air mata mengalir deras. Perasaan campur aduk mengaduk-aduk ketenangan batin dan jiwa. Rasanya seperti tidak ada hari esok. Rasanya seakan langit runtuh, kiamat sudah dekat. Rasanya seakan semua kebaikan kita lakukan tidak ada gunanya.