Mohon tunggu...
M. Irham Jauhari
M. Irham Jauhari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pendiri Terapifobia.com

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Vibrasi Seni sebagai Misteri Rasa, Kata, dan Makna

11 Juni 2023   04:44 Diperbarui: 11 Juni 2023   04:48 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Lisa Fotios dari Pexels.com

Setiap orang memiliki bakat unik yang membedakan satu sama lain. Tidak semua orang bisa menjadi seniman, sama seperti tidak semua orang bisa menjadi profesor. Setiap individu memiliki kecenderungan dan potensi yang berbeda-beda.

Melakukan apa yang kita sukai merupakan suatu kemewahan. Tidak ada yang lebih memuaskan daripada mengerjakan pekerjaan yang kita cintai, terlebih lagi jika kita mendapatkan imbalan atasnya. Seni itu sebuah misteri, karena keindahan hanya bisa dirasakan oleh hati. Namun, intensitas kepekaan hati setiap individu berbeda dalam merasakan "getaran" dari sebuah karya seni.

Kadang-kadang kita sulit menentukan keunggulan suatu karya. Namun, kita dapat merasakan kesenangan ketika membacanya. Setiap orang mungkin memiliki pendapat yang berbeda, tetapi kualitas tidak pernah berbohong. Seperti iklan kecap Bango yang mengatakan, "Lidah tak pernah bohong!"

Namun, situasinya berbeda jika penulisnya sangat terkenal. Jika tulisannya buruk, kita akan merasakan ketidaknyamanan ketika membacanya. Tulisan tersebut tetap tidak enak dibaca.

Bagi saya, menulis adalah hobi. Menulis adalah cara untuk menghilangkan stres dan memberikan kelegaan pikiran. Saya lebih memilih menuangkan kegelisahan dalam bentuk tulisan daripada melakukan hal-hal yang merugikan. Setiap detik yang saya habiskan untuk menulis memberikan kebahagiaan. Menulis dapat menjadi sarana untuk mengurangi beban pikiran, membersihkan hati yang keruh, dan menjadi pelarian ketika saya ingin menyendiri.

Apapun beban pikiran yang kita hadapi, jika kita melakukannya dengan apa yang kita sukai, beban tersebut akan terasa lebih ringan. Atau kita dapat memilih untuk berdiam diri, tidak melakukan apa-apa, dan memberi kesempatan bagi perasaan lelah untuk pulih dengan sendirinya.

Kesalahan yang sering kita lakukan adalah memaksa perasaan. Kadang-kadang kita mengabaikan firasat yang memberikan peringatan buruk. Oleh karena itu, jangan memaksakan diri. Perasaan kita lebih peka daripada yang kita kira. Jangan pernah membohongi diri sendiri. Karena pada akhirnya, yang kita cari adalah kedamaian jiwa.

Saya bukan siapa-siapa, hanya seorang penulis yang bahagia ketika tulisan saya dibaca. Terlebih lagi jika ribuan orang membacanya. Hal tersebut sudah membuat saya senang, tanpa memikirkan apakah tulisan saya diapresiasi atau tidak.

Baca juga: Omong Kosong Bakat

Teorinya sederhana, cek nafas Anda. Selama Anda masih bernafas, berarti Anda manusia. Itu adalah hal penting. Ketika nafas kita terburu-buru, perilaku kita juga cenderung gelisah dan tidak tenang. Namun, dalam keadaan yang tenang, nafas kita menjadi lebih teratur.

Seni tidak memberikan jawaban yang pasti. 

Suatu hari, saya bertanya pada seorang seniman, "Apa arti dari teater tadi?" Sang seniman itu menjawab, "Seni tidak memberikan jawaban yang pasti, seni itu ekspresi, dan artinya ditentukan oleh penonton." Mendengar jawabannya, saya menyimpulkan bahwa sebenarnya seni itu sangat sederhana.

Seni tidak memiliki batasan yang pasti. Namun, hal itu perlu dibatasi oleh nilai-nilai agama. Jika seni tidak memiliki batasan, maka akan menjadi sesuatu yang aneh.

Ketika saya melihat seorang badut di lampu merah, saya merasakan sejauh mana totalitas seorang seniman itu. Ada yang hanya mencari uang semata, dan ada pula yang menjalankan peran sebagai seorang seniman dengan totalitas yang tinggi.

Vibrasi yang ditimbulkan tidak bisa disembunyikan. Kita dapat merasakan sejauh mana totalitas seseorang dalam menjalankan sesuatu. Setiap orang mengirimkan "rasa" melalui tindakan mereka, dan setiap rasa itu akan diterima oleh perasaan orang lain.

Dalam ilmu hipnosis versi Dave Elman, tidak ada perbedaan antara pura-pura dan beneran. 

Setiap rasa yang kita pancarkan akan dirasakan oleh siapa pun yang ada di sekitar kita. Karena rasa adalah apa yang ingin kita wujudkan. Oleh karena itu, kata-kata juga menjadi penting untuk diperhatikan, karena rasa diikuti oleh kata-kata, dan kata-kata menghasilkan kenyataan. Rasa, kata-kata, dan kenyataan saling terkait dalam lingkaran esensial kehidupan.

Jika kita tidak pernah bersyukur dalam kondisi apa pun, kata-kata yang terucap akan hancur, dan kenyataan yang kita alami pun demikian. Oleh karena itu, kelola rasa kita, kelola kata-kata kita, dan raihlah kenyataan yang kita idamkan.

Anda selalu mendapatkan apa yang Anda harapkan, jika Anda tidak pernah meragukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun