Bunuhlah ekspektasimu, sebelum ekspektasimu membunuh pengalamanmu.
Kita semua ingin memiliki pengalaman yang seru dalam hidup kita, agar di masa tua nanti kita tidak menyesali masa muda. Aset terbesar kita sebagai anak muda adalah masa muda itu sendiri.Â
Jika kita tidak mengisinya dengan kegiatan yang seru, menantang, dan bermanfaat, bisa jadi kita akan menyesal di kemudian hari. Ini adalah sesuatu yang sangat ingin kita hindari.
Lalu, mengapa kita harus membunuh ekspektasi? Karena ekspektasi atau harapan dapat membuat kita mudah kecewa dengan kenyataan.Â
Ketika kita memiliki harapan yang terlalu tinggi terhadap suatu pengalaman baru, kita cenderung meremehkan pengalaman yang sebenarnya kita dapatkan.Â
Tidak peduli seberapa seru atau menakjubkannya pengalaman itu, jika tidak sesuai dengan harapan kita, kita akan merasa kecewa.
Ekspektasi adalah harapan kita terhadap apa yang akan terjadi, seperti gambaran pengalaman yang kita bayangkan. Setiap orang memiliki ekspektasi yang berbeda terhadap segala hal.Â
Misalnya, jika kita adalah penggemar sepak bola, kita mungkin memiliki ekspektasi bahwa tim nasional kita akan tampil gemilang di suatu turnamen. Tetapi jika tim tersebut menang tanpa menampilkan permainan yang kita harapkan, kita mungkin akan merasa kecewa.
Namun, ada perbedaan dalam cara kita menghadapi ekspektasi. Ada yang seperti Mamat, yang memiliki ekspektasi yang sangat tinggi terhadap permainan tim nasional, sehingga jika ekspektasinya tidak terpenuhi, dia merasa kecewa.Â
Ada juga yang seperti Budi, yang tidak memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi dan lebih menikmati jalannya pertandingan. Budi masih merasa sedih jika tim nasional kalah, tetapi dia tetap mendukung dengan semangat tanpa ekspektasi yang berlebihan.
Banyaknya ekspektasi yang kita miliki terhadap suatu kejadian bisa membuat kejadian itu menjadi kurang menarik. Ketika kita memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi, pengalaman itu bisa kehilangan daya tariknya.Â