Berhenti berpikir terlalu jauh. "Masa depan" hanya ilusi.Â
Hidup yang paling perlu untuk kita pikirkan adalah apa yang ada disini. Apa yang benar-benar terjadi "disini". Dan apa yang benar-benar kita hadapi di depan mata. Sekarang.
Sebenci apapun kamu dengan masa lalu. Hidup terus berjalan. Â Sesuram apapun masa depan yang kamu bayangkan. Tidaklah nyata. Kita terus digempur pengalaman. Jika kita terus terjerat masa lalu. Terus terjebak angan-angan masa depan. Kita sulit merasakan indahnya hari ini.
(1) Kenyataan Sepahit Kopi
Stop being disappointed with the situation, and accept whatever how bitter reality is. Stop shouting, "Life isn't fair!" Because that's how it is. Seburuk-buruknya keadaan, itulah kejujuran hidup. Mengumpat hidup ini tidak adil. Tidak pernah jadi solusi.
Kenyataan adalah kenyataan. Sepahit apapun lebih baik daripada kebohongan. Daripada hidup dalam ilusi. Lebih baik hidup dengan menyadari kenyataan yang sebenarnya.
Ada yang tidak mungkin kamu tinggalkan, tanggung jawab pribadi. Sebelum kamu benar-benar bertanggungjawab penuh atas hidup mu sendiri. Kamu tidak akan pernah benar-benar bergerak maju.
Lupakan soal menjadi dewasa. Karena dewasa adalah soal tanggung jawab. Sebelum kamu berani bertanggungjawab atas hidup orang lain. Kamu harus sudah "selesai" dengan tanggung jawab kepada diri sendiri.
Whatever is behind you is your personal consequence. Especially if you already feel like a mature person. Apapun yang terjadi dalam hidup kamu. Adalah tanggung jawab pribadi.
Life must go on. Even though you are disappointed with yourself though. Hidup terus berjalan meskipun kamu kecewa terhadap diri kamu sendiri. Berjalan dengan waktu. Kekecewaan demi kekecewaan yang kamu rasakan. Lambat lain akan mengajarkan kamu untuk lebih dewasa.
(2) Sedikit Lebih Peka
Dari masalah kita belajar cara menyelesaikan masalah. Dari setiap persoalan yang beragam. Kita menjadi lebih berpengalaman. Pengalaman pahit dan getir. Membentuk kepribadian kita. Semakin lama, membentuk karakter kita. Semakin lama, membentuk mental kita lebih kuat, lebih tangguh. Recover stronger. Pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat.
There is no turning back in this world. The time explorer engine has not been found. Tidak ada jalan mundur menuju masa lalu. Pahit memang, tapi itulah kenyataannya.
So your dream of returning to the past is just bullshit. Apakah kamu pernah membayangkan, memakai mesin waktu seperti Jenderal Tiengpeng alias Patkai? Jika iya, kamu halu.
(3) Mengayun Langkah Baru
Berhenti menyesali kesalahan yang terlanjur kamu buat. Kesalahan demi kesalahan akan membawamu menuju pribadi yang lebih dewasa.
This is all your fault, accept that fact. Terimalah kenyataan bahwa kamu memang salah. Menyembunyikan kenyataan bahwa kamu salah. Hanya menciptakan ilusi bahwa kamu baik-baik saja. Padahal sebenarnya kamu sedang tidak baik-baik saja.
Don't blame the wind, don't blame the mountain, don't blame natural signs. Jangan salahkan angin yang berhembus. Jangan salahkan gunung. Jangan salahkan pertanda alam.
This is all your fault, and you don't need to be too shy to admit it. Semua ini salahmu. Jangan malu-malu mengakui kepada diri sendiri. Terima dan sadari kamu memang salah. Setelah kita aware, sadar akan kesalahan kita. Kita bisa berjalan maju.
(4) Sedikit Lebih Dewasa
From now onwards. Whatever happens in your life is purely your obligation to accept everything. Dari titik ini. Apapun yang terjadi dalam hidup kamu. Terima sebagai tugas utama dirimu sendiri untuk menghadapi. Sesuram apapun. Segelap apapun hari ini.
Luck, bad luck, and disasters sometimes come over. But that is not eternal. Keadaan akan berubah. Musim berganti. Zaman berlalu. Masa-masa kelam akan terlewati.
All of this is the way to your new self. Semua ini proses pahit untuk menemukan "dirimu" yang baru.
Prepare for every possibility before your eyes. Ada banyak kesempatan. Masih banyak peluang. Hiduplah dengan apa adanya. Terima kenyataan apa adanya. Berhenti terlalu banyak ekspektasi.
(5) Menabung "Jam Terbang"
Setiap masalah menambah "jam terbang" kita sebagai problem solver, pemecah masalah. Semakin banyak hal yang telah kita selesaikan. Semakin kita dianggap sebagai wong seng pengalaman. Bukankah, seberapa cepat kita belajar dari pengalaman hidup, menentukan seberapa kualitas kita sebagai pribadi?
What you aspire to might not happen. What happens usually is precisely something that is more appropriate for you. Apa yang kamu harapkan, lebih mungkin tidak jadi kenyataan. Akan tetapi, apa yang terjadi lebih sering apa yang lebih kamu butuhkan. Untuk bertumbuh. Untuk menjadi manusia yang lebih baik. Untuk jadi dirimu sendiri yang lebih utuh.
So, accept this as a lesson in your life. Jadi, terimalah kenyataan pahit.Â
Meski kejam, hidup terus berjalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H