Mohon tunggu...
Irham Darul Qutni (RYI)
Irham Darul Qutni (RYI) Mohon Tunggu... -

saya terlahir di kota tasikmalaya.sekrng umur saya alhmdulillah sudah menginjak 23 tahun.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sudah Benarkah Diri Ini? Muhasabah

18 Oktober 2014   20:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:32 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Banyak dari kita yang selalu punya kecenderungan untuk menjaadi sosok yang gemar sekali mencari-cari kesalahan orang lain. Lihat saja betapa mudahnya seseorang menuntut dan mengkritik orang lain. Sebenarnya boleh-boleh saja mengkritik teman atau siapa pun...tapi dalam menyampaikan kritik...saran atau sebuah koreksi, sebaiknya kita tetap menghormati orangyang kita kritik. Karena itu dalam menyampaikan informasi yang sifatnya sebuah koreksi, sebaiknya kita menyampaikannya dengan cara yang baik, ramah dan lembut. Dan jangan pernah menyampaikan dengan cara yang langsung menyudutkan dan menyalahkan... tapi kemukakanlah pendapat kita dengan cara yang baik...santun dan bijak.

Berkatalah yang baik atau diam. Kita sebagai manusia memang telah diberikan banyak sekali nikmat oleh Allah Subhaanahu wa Ta'ala termasuk nikmat dapat berbicara.
Akan tetapi, banyak yang salah menggunakan nikmat ini.
Mereka tidak mengerti bahwa mulut yang telah dikaruniakan oleh-Nya seharusnya dapat dijaga dengan baik dan digunakan hanya untuk kebaikan.
Rasulullah Shallallohu alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah, hendaklah ia berkata yang baik atau diam” (Muttafaq ‘Alaihi)
Lalu dalam hadist lain disebutkan: “Allah Subhaanahu wa Ta'ala memberi rahmat kepada orang yang berkata baik lalu mendapat keuntungan..atau diam lalu mendapat keselamatan.” (HR. Ibnul Mubarak)

Lidah seseorang itu sangat berbahaya sehingga dapat mendatangkan banyak kesalahan. Mengutip dari tulisan Imam Ghazali telah menghitung ada 20 bencana karena lidah antara lain berdusta, ghibah (membicarakan orang lain), adu domba, saksi palsu, sumpah palsu, berbicara yang tidak berguna, menertawakan orang lain, menghina orang lain, mencari-cari kesalahan orang lain, dan sebagainya.

Dalam mengkritik....kita harus bijak....kita juga harus memusatkan perhatian pada kemampuan orang yang kita kritik. Carilah satu kelebihan dalam diri orang tersebut. Walaupun tampaknya dimata kita kemampuannya kecil/sepele dan kita masih bisa jauh lebih baik dari orang tersebut.Namun, cobalah bertanya pada diri sendiri, bagaimana bila kita berada di posisi orang yang kita kritik, tanpa mempertimbangkan sedikitpun, kebenaran dan kemampuannya?

Kita juga harus memeriksa kembali apa motif kita mengkritik (tanyakan dengan jujur pada diri sendiri). Dan tanyakan juga apa keuntungan yang kita raih setelah mengkritik dan mencari-cari kesalahan orang lain.Karena, apabila yang namanya kritik itu, hanyalah sebuah upaya untuk menonjolkan konsep tentang diri sendiri. Atau kadang untuk membuktikan bahwa kita lebih pintar dari orang yang kita kritik (yang kita cari-cari kesalahannya, kelemahannya). Jika motif kita seperti itu, maka segeralah berhenti untuk mengkritik dan mencari-cari kesalahan orang lain. Ketahuilah,tidak ada orang yang luput dari salah dan khilaf, dan begitupun diri kita.

Daripada kita terus menerus menyibukkan dan melelahkan diri kita dengan mengorek-ngorek dan mencari-cari kesalahan dan kelalaian orang lain...yang bisa kita jadikan senjata untuk menyerangnya, bukankah lebih baik kita berpikir positif...

INFO LENGKAP di :
http://www.rumah-yatim-indonesia.blogspot.com/

Foto & Video Kegiatan RYI bisa dilihat di :
http://www.facebook.com/rumahyatimtv
atau
https://twitter.com/rumahyatimtv

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun