Mohon tunggu...
Irham Darul Qutni (RYI)
Irham Darul Qutni (RYI) Mohon Tunggu... -

saya terlahir di kota tasikmalaya.sekrng umur saya alhmdulillah sudah menginjak 23 tahun.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mau Menjadi Penulis Saja atau Menjadi Pelaku

27 April 2015   09:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:39 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Begitu banyak orang yang mengingatkan dan membicarakan tentang amal dan dosa atau sekedar omongan tentang syurga dan neraka. Semuanya mencoba memberi pemahaman dengan berbagai alasan,maksud dan tujuan meski pada dasarnya antara mereka dan kita ada juga yang telah mengetahui dan hanya sekedar mendengar semua itu dari rangkaian kalimat yang terindah di dalam kitabNya.

Ada yang menerima dengan lapang hati dan menjadikan sebagai renungan atau bahkan peringatan bagi dirinya sendiri. Namun disis lain ada juga yang menjadikannya setetes air berbeda diatas gurun pasir,yang pada akhirnya akan menguap dan tiada berbekas.

Entah ada atau siapa yang salah atas semua ini dan itu semua kembali kapada sepenggal niat yang mengawali dan mengiringi di lisan yang terucap dan disetiap hurup dari rangkaian tulisannya. Hingga akhirnya kita melupakan satu hal bahwa keindahan kalimat yang disampaikan oleh manusia justru akan terlihat indah. Apabila yang menyampaikan juga tidak bersisip beban kepentingan yang mengiringi apalagi untuk berharap atas pujian dan penghargaan di mata manusia.

menyamaikan karena peduli pada sesama namun disisi lain mencoba menegakkan atas apa yang disampaikan melalui lisannya ataupu sekedar melalui torehan tulisan dari jari jemarinya. Meski akan terasa berat namun itulah pembuktian yang akan berbicara daari apa yag pernah disampaikannya. Selebihnya biarkanlah Allah yang menilainya.

Dan akan terasa ringan bagi yang hanya berkoar sekedar terlihat pintar dan benar terutama di mata mereka yang memujinya. Walaupun akhirnya tak sadar bahwa ternyata dirinya bisa jadi telah bersekutu dengan setan yaitu kemunafikan.

Karena sesungguhnya kita semua adalah manusia yang tida berdaya dikala setan kepanpun dapat menjelma dalam bentuk apapun,seolah olah mereka membisikan,mengingatkan dan menunjukkan kambali atass jalan kebenaran.

Karena bagaimanapun juga,penyamaran setan memang sukar dibedakan dari pandangan mata manusia biasa,hingga tanpa kita sadari disaat selembar kayakinan itu melemah maka bisa jadi itulah rangkaian jalan yang akan menuntun kita kepada jurang kehancuran yang tiada bertepi.

Namun sesungguhnya Allah juga telah mempertimbangkan semua itu bahkan sebelum alam semesta ini diciptakanNya. Karenanya Allah menempatkan sebuah alat buatanNya yang akan menjadi penyaring di setiap diri manusia,meski alat tersebut terlihat sederhana,namun sesungguhnya alat tersebut teriring ilham yang pernah diberikanNya.

Beruntung bagi siapapun yang menjadikanya sebagai pemancar dua arah untuk senantiasa berhubungan denganNya,namun merugilah bagi siapapun yang mengotorinya,karena alat yang seringkali dianggap sederhana itu memang telah ditempatkan dibalik dada dari jasad kita yang hina ini. Apa alat yang diberikan Allah itu tiada lain adalah segenggam hati ini.

Mari sahabat mulailah belajar untuk menjadi diri sendiri,berbagilah yang sekiranya bisa dan sudah kita lakukan,sesuaikan apa yang kita tulis atau bahkan telah dibagikan dengan keseharian kita,jangan juga menghakimi atau menggurui oraang lain bila diri kita sendiripun tak bisa kita kendalikan. Maka tak ubahnya diri kita seperti daging busuk yang di bungkus dengan kertas dari emas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun