Mohon tunggu...
irham duilah
irham duilah Mohon Tunggu... -

Journalist @KBR68H

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kelapa Ijo dan Nama Anak yang Kebarat-baratan

25 Februari 2012   07:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:42 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jakarta - Panas udara Jakarta membuahkan keinginan untuk menikmati kelapa ijo. Kulit rasa tersengat, leher panas berkeringat, dan mulut terasa kering. Mungkin kelapa ijo yang baru saja dibelah, isi air dan dagingnya bisa mengobati sakit akibat udara panas.

Benar saja. Air kelapa ijo, itu manis dan segar di mulut. Membasahi tenggorokan, mendinginkan isi kepala dari ketegangan hidup. Sejenak.

Ah, itu tetangga baru saja keluar rumah. Penampilannya eksentrik. Rambut bercat kuning dan soft lens biru. Kutawari minum kelapa ijo bersama tapi ia sedang tergesa-gesa. Mau ke mall, katanya.

Sambil berlalu, pandangnya, tertuju pada perut bunting kekasih hati. Ia berhenti, lalu bertanya soal nama calon penghuni bumi. Kubilang masih dipersiapkan.

Tetanggaku mengusulkan agar menggunakan nama-nama dari Eropa atau Amerika untuk bayi yang masih dalam rahim. Olivia, Emily, Charlotte, Queenze dan seterusnya. Kata dia, nama-nama itu enak disebut dan bisa diterima di pelbagai belahan dunia. Universal.

Ia berlalu. Kelapa ijo sisa setengah gelas.

Tak terpikir untuk memberi nama anak kelak dengan nama yang biasa digunakan di Eropa atau Amerika. Selain agak sukar diucapkan dengan lidah, juga seperti kehabisan nama-nama baik dari daerah/kewilayahan.

Pada nama, terdapat harapan si pemberi nama. Bermakna dalam kata. Bermakna dalam hidup dan kehidupan. Bukan soal asal nama itu dari mana juga, tapi bagaimana makna nama itu bisa diaplikasikan dalam kehidupan si penyandang nama. Namamu, namaku, nama kita, nama bermakna.

Sekarang, kelapa ijo sudah habis seiring kutinggalkan cerita tentang nama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun