Mohon tunggu...
Irgi  Nur Fadil
Irgi Nur Fadil Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa UNIVERSITAS NAHDHATUL ULAMA INDONESIA Fakultas Pendidikan Agma Islam. Aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengapa Salah yang Disalahkan

27 Desember 2017   20:56 Diperbarui: 27 Desember 2017   21:16 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biru kuning dan hijau hitam

Sebelum rilis novel Kambing Dan Hujan II, alangkah baiknya menulis untuk mengulas isi novel di rubrik kompasiana yang di sediakan secara gratis untuk mengisi kosongnya waktu, dengan adanya bermacam-macam kepelitan hidup. Sejatinya bukan kepelitan tapi itu anggapanku biar sedikit ruwet di pandang orang. Biar ngelu sithik dalam menjalankan tugas menjadi khalifah. Lah kok malah sampai khalifah, nguawur banget.

Saya teringat cak Mahfud yang menulis novel saat memenangkan sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta 2014 dengan latar belakang semangat persatuan antara NU-Muhammadiyyah. Dalam pesembahan novel Kambing Dan Hujan yang dibalut dengan kisah cinta.

Sebab, dari kedua ormas islam ini mempunyai ciri khusus kalau NU suka yang panjang kalau muhammadiyah suka yang pendek. Lihat saja cara beribadahnya, keduanya mempunyai perbedaan misal saja, sholat subuh muhammadiyah lebih ringkas tidak pakai qunut kalau NU memilih pakai qunut biar lebih panjang waktu sholatnya. 

Yang lebih berbeda lagi, hitungan solat tarawih muhammadiyah 8 rekaat sedangkan NU 20 rekaat. Lebih gregetnya waktu mendekati bulan Ramadhan dari keduanya sering berbeda pendapat saat menetapkan 1 Ramadhan dan 1 syawal. Lalu bagaimana jika sepasang kekasih yang mempunyai ideologi yang berbeda seperti NU-MU. Terjawab pertanyaan itu setelah menghabiskan 2 gelas kopi hitam untuk menikmati novel cak Mahfud yang berjudul Kambing dan Hujan yang di kemas dalam kisah cinta Mif dan Fauzia yang merupakan anak dari kedua tokoh NU-MU yang mengalami perang dingin di kampung centong.

Selepas membaca kitab klasik Kambing dan Hujan saya rasa garis pemisah antara NU-MU sedemikian tajam. Ternyata perbedaan ideologi membuat manusia menjadi lupa daratan, ingat-ingat kala waktu pemilihan kepala desa. Masyarakat yang berbeda dalam memilih partai bisa bermusuhan berjam-jam, bahkan bisa olok-olok an seperti ayam di pagi hari saling saut menyaut saat salah satu dari ayam itu berkokok.

Rupanya, perbedaan itu juga di dapati dalam ranah mahasiswa ruang lingkupnya kampus. Banyaknya organisasi ekstra kampus yang bertarung merebutkan kekuasaan, Sebagai penyeimbang NU-MU, ada dua organisasi ekstra mahasiswa yang sama rivalnya di kampus yang sama-sama merebutkan kekuatan kaderisasi, dua organisasi mahasiswa yang sama islamnya apalagi kala bukan HMI dan PMII kedua organisasi mahasiswa yang mempunyai anggota terbesar di Indonesia di Banding organisasi lainnya.

Sebagai kader PMII tentu saya suka membaca buku-buku yang berkaitan dengan PMII nah kali ini saya menemukan catatan sejarah buku "PMII dalam simpul-simpul sejarah perjuangan" yang di tulis sahabat Fauzan alfas yang mengulas awal mula perseteruan HMI-PMII di awali saat kondisi umat islam orde lama yang penuh gejolak perselisihan, terutama mereka yang mendapat kontra predikat revolusioner, nasibnya benar-benar di ujung tanduk imbasnya perpecahan antar organisasi islam menjalar di kalangan organisasi mahasiswa islam maupun organisasi pelajar islam.

Dalam perjalanan antara HMI dan PMII memanglah di penuhi dengan pro kontra dan semakin mengental, entah apa yang mereka inginkan. Sejarah yang lalu nampaknya berkepanjangan hingga sekarang, walaupun tidak sama persis yang di lakukan para aktivis orde lama.

Mulai bingung bukan dengan ulasan tulisan ini, mungkin ada yang bertanya-tanya apa hubungannya novel Kambing Dan Hujan dengan menguak kisah lama pro kontra HMI-PMII untuk menjawab pertanyaan itu tunggu artikel selanjutnya terkait Kambing Dan Hujan II. Barangkali ini sebagai kata pengantar agar pembaca merasa terbonsai dengan judul artikel ini. Selamat membaca.

*tulisan ini di tulis bebarengan ulang tahun ketum Cabang PMII Jakarta Barat yang ke 25, semoga tulisan ini menjadi hadiah ulang tahun untuk ketum terbaik menurut saya. Hahhaa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun