Mohon tunggu...
Irgi M. Aqil
Irgi M. Aqil Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Walisongo Semarang

psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penelitian Psikologi Memakai Hewan? Boleh Gak Sih?

10 November 2023   13:41 Diperbarui: 10 November 2023   14:00 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Penggunaan hewan dalam penelitian psikologi adalah suatu yang diperbolehkan, mengingat salah satu penelitian psikologi yang paling terkenal merupakan peneliltian yang menggunakan seekor anjing sebagai subjeknya, yaitu penelitian oleh ivan pavlov yang menghasilkan teori besar psikologi Behaviorisme. Hewan yang digunakan untuk penelitian memerlukan perhatian khusus terhadap kesejahteraan dan perlakuan yang etis. Keberlanjutan dan kemajuan ilmu pengetahuan harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang memastikan bahwa setiap tahap penelitian dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan rasa kemanusiaan. Dalam konteks ini, Pasal 52 dalam Kode Etik Psikologi menguraikan pedoman yang jelas bagi psikolog dan ilmuwan psikologi dalam menggunakan hewan sebagai subjek penelitian.

Memperlakukan Hewan dengan Baik
Pasal 52 menekankan pentingnya pelatihan bagi para peneliti dan perlakuan yang baik terhadap hewan. Para psikolog dan ilmuwan psikologi harus memastikan bahwa hewan yang digunakan dalam penelitian mereka diperlakukan dengan kenyamanan, kesehatan, dan secara manusiawi. Hal ini mencakup pemastian bahwa semua pihak yang terlibat dalam penelitian telah mendapatkan petunjuk yang jelas mengenai metode penelitian, perawatan, dan penanganan hewan sesuai dengan peran masing-masing.

Kewajiban Pemilihan Prosedur
Pasal 52 juga menetapkan bahwa prosedur yang menyebabkan rasa sakit, stres, atau penderitaan pada hewan hanya dapat digunakan jika prosedur alternatif tidak memungkinkan dan jika tujuannya dapat dibenarkan secara ilmiah atau oleh nilai-nilai pendidikan dan terapan.

Pembedahan dengan Pembiusan yang Memadai
Dalam kasus pembedahan, Pasal 52 memerlukan pembiusan yang memadai dan penggunaan teknik untuk mencegah infeksi dan meminimalkan rasa sakit selama dan setelah pembedahan. Ini mencerminkan komitmen untuk mengurangi penderitaan hewan sejauh mungkin.

Mengakhiri Nyawa dengan Penghormatan
Jika akhirnya nyawa hewan harus diakhiri, Pasal 52 menekankan perlunya tindakan yang segera dilakukan dengan upaya maksimal untuk meminimalkan rasa sakit, sesuai dengan prosedur yang dapat diterima.

Dalam keseluruhan, pedoman ini mencerminkan komitmen etis para peneliti psikologi untuk memastikan bahwa penelitian yang dilakukan menghormati dan melindungi hak kesejahteraan hewan. Sebagai masyarakat yang semakin sadar akan etika dan kesejahteraan hewan, pedoman ini mengarahkan penelitian psikologi menuju pendekatan yang lebih bertanggung jawab dan berperikemanusiaan.

Daftar Pustaka:

Fearing, Franklin, Pavlov, I. P., & Anrep, G. V. (1929). Conditioned Reflexes. An Investigation of the Physiological Activity of the Cerebral Cortex. Journal of the American Institute of Criminal Law and Criminology, Vol. 20, hal. 153. https://doi.org/10.2307/1134737

HIMPSI. (2010). Kode Etik Psikologi Indonesia. Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia, 11--19. Diambil dari http://himpsi.or.id/phocadownloadpap/kode-etik-himpsi.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun