Mohon tunggu...
Irfanenjo Mohammad Irfan
Irfanenjo Mohammad Irfan Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Together be Better

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gelora Menatap Masa Depan

16 Desember 2024   04:03 Diperbarui: 16 Desember 2024   04:03 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Anis Matta, terpilih kembali secara aklamasi menjadi Ketua Umum Partai Gelora Indonesia periode 2024-2029 dalam Munas, 8 Desember 2024 di Jakarta. Partai Gelora sepertinya ingin gasspoll merancang kembali perencanaan untuk menghadapi Pemilu 2029. Maklum, hasil Pemilu 2024 belum berhasil masuk parlemen sehingga masih banyak yang harus di evaluasi dan dibenahi. Partai Gelora tidak mau terjebak pada dinamika internal organisasi, selama semua unsur partai bisa bermusyawarah dan mufakat maka keputusan segera di ambil.

Langkah-langkah organisasi akan segera dikonsolidasikan terutama pada aspek kepengurusan pusat dan teritorial. Dalam Pilkada 2024, Partai Gelora ikut mengusung sekitar 278 daerah; 27 pilgub, 206 pilbup dan 45 pilwako, dengan angka kemenangan mencapai sekitar 60%. Capaian ini menjadi modal tambahan dalam menatap masa depan partai. PR terbesar Partai Gelora ke depan adalah sumberdaya manusia, dana dan daya jangkau ke konstituen. Secara umum, Partai Gelora sudah eksis dalam peta politik nasional dengan indikator Anis Matta dan Fahri Hamzah menjabat sebagai wakil menteri. Walaupun belum lolos ke Senayan, tetapi Partai Gelora dalam waktu singkat sudah memberikan warna dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. Pidato Anis Matta mewakili Indonesia dalam Forum OKI tentang issue Palestina mendapatkan banyak apresiasi dari berbagai pihak di dalam ataupun luar negeri. Tetapi masih banyak tanggung jawab yang harus diemban Anis Matta dan Fahri Hamzah.

Partai Gelora harus memperbanyak SDM di tingkat "middle management" dan operator lapangan yang bisa dipercaya dan diandalkan di lapangan, terutama di akar rumput. Narasi besar Partai Gelora harus bisa diterjemahkan dan dikomunikasikan ke akar rumput dalam bahasa yang sederhana, lugas dan efektif. Penguasaan teritorial tidak bisa dilakukan dengan gaya "remote control" atau "auto pilot". Perlu pendekatan "here and now" dan sifatnya sangat "locally". Strategi nasional harus diterjemahkan secara teknis dan harus banyak "adjustment" atau penyesuaian-penyesuaian. Kalah pemilu tidak serta-merta hanya bicara logistik. Partai yang kaya logistik secara fakta banyak juga yang nasibnya sama seperti Partai Gelora. Faktor "ke-lokalan" sepertinya menjadi issue penting yang harus menjadi perhatian. 

Masalah logistik adalah masalah klasik semua partai politik, partai besar ataupun kecil. Tetapi sebenarnya masalah logistik ini bisa dilakukan dengan strategi "mencicil". Artinya sejak awal strategi pemenangan Gelora tidak bisa dalam fase setahun menjelang pemilu, tetapi sejak awal kepengurusan strategi "mencicil" sudah diterapkan. Stephen Covey pernah memperkenalkan istilah "tabungan sosial", dimana kita menanam kebaikan-kebaikan di lingkungan sosial-politik kita, terutama di daerah pemilihan secara massif dan terukur. Hitungan-hitungan popularitas dan elektabilitas di "forecasting" secara berkala dan terukur. Semua SDM yang punya potensi untuk mendongkrak elektabilitas dijajaki sejak awal. Jika semata-mata mengandalkan logistik an sich, maka partai politik sama dengan pabrik, hanya sebagai mesin uang, padahal, Anis Matta meyakini bahwa partai politik adalah industri pemikiran. Pada titik ini, eskalasi dibuat secara terencana dan terukur.

Dengan SDM yang cukup dan cakap, serta ditambah strategi "mencicil", maka akan meningkatkan daya jangkau partai ke konstituen. Ketika daya jangkau meningkat maka popularitas partai akan naik, begitu juga elektabilitas. Mungkin ini yang dimaksud Anis Matta dalam pidato politiknya bahwa Partai Gelora akan melakukan rekrutmen besar-besaran. Tetapi semua itu tidak akan tercapai jika tidak ada iklim perubahan dan ekspansi di internal organisasi Partai Gelora. Perubahan dan ekspansi adalah kata kunci bagi Partai Gelora dalam menatap masa depan politiknya. Tanpa itu semua, bisa jadi Partai Gelora akan mengulang hasil yang sama dengan Pemilu 2024...semoga tidak...

*irfanenjo*

*09/12/2024*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun