Mohon tunggu...
Irfan Zaen
Irfan Zaen Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN SGD Bandung, Jurusan KPI. \r\nAktif di Pk. Hima Persis UIN SGD

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Terima Kasih Kau Telah Melahirkanku

3 Februari 2014   19:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:11 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun dia sudah tidak ada, namun di saat tidak ada kegiatan apapun yang aku kerjakan, dia selalu hadir dalam bayanganku. Tidak ada alasan untuk aku berhenti melupakannya. Meskipun aku berusaha melupakannya, tetap saja aku tidak bisa. Karena pengorbanannyalah aku tidak akan pernah bisa melupakannya. Karena keikhlasannyalah aku tidak akan pernah bisa untuk melupakannya.

Dia adalah sosok jiwa yang sederhana, cantik dan juga anggun. Dia adalah wanita tangguh yang pernah aku temui dan tak ada wanita yang terbaik selain dirinya. Dia selalu tersenyum dan bahagia saat melihatku bahagia. Dia akan berusaha mengingatkanku jika aku berbuat kesalahan. Dia akan sangat marah jika aku tidak mendengarkan apa yang dia ucapkan. Saat aku tidak mendengarkan apa yang ia ucapkan, ia perlihatkan wajah sedih. Mungkin ia merasa belum berhasil untuk mengingatkanku.

Aku tahu bagaimana lelahnya dia. Aku tahu bagaimana beratnya dia saat dia membawaku. Aku tahu bagaimana sulitnya dia saat akan bangkit dari tidur atau duduknya. Aku tahu begitu banyaknya keringat saat dia menggendongku. Dan aku tahu semua beban yang dia bawa saat ada aku di pangkuannya.

Kesabaran adalah kunci dari semuanya. Dia begitu tabah atas karunia yang diberikan. Dia begitu mulia saat menerima segala apa yang dibebankan. Yang bisa dia lakukan adalah bersyukur dan bersyukur. Dia ingin menjadi hamba yang senantiasa bersyukur.

Saat aku mulai tumbuh bersama waktu yang berjalan. Dia tunjukan kepadaku bagaimana hidup itu. Dia berikan segala apa yang dimiliki. Dia korbankan segala hal hanya untuk menunjukan kepadaku bagaimana hidup itu. Saat waktu terus berjalan, dia tak pernah letih, lelah ataupun merasa marah jika aku tak patuh padanya. Dia tetap berusaha menunjukan padaku bagaimana hidup itu.

Kini aku mulai mengerti bagaimana aku harus hidup. Ketabahan, kesabaran, ketawakalan, keimanan, ketaqwaan, kebaikan, dan semua hal yang tidak akan pernah merugikanku dalam menjalaninya, aku dapati pada sosok dirinya.

Aku bersama waktu yang tak terbilang

Aku bersama bumi yang terus berputar

Aku bersama langit yang menjulang tinggi

Aku bersama hamparan bumi

Tak akan pernah aku melupakanmu

Tak akan pernah aku marah padamu

Tak akan pernah aku benci kepadamu

Tak akan pernah aku melawanmu

Tak akan pernah aku lupa akan setiap jasamu

Aku akan senantiasa mendo’akanmu

Aku akan senantiasa mencintaimu

Aku akan senantiasa menyayangimu

Kasih yang kau beri

Sayang yang kau beri

Cinta yang kau beri

Perngorbanan yang kau beri

Aku takan pernah bisa membalasnya

Aku terkadang lupa untuk mengucapkan terimakasih kepadamu

Aku terkadang lupa untuk meminta maaf kepadamu

Maafkan aku telah membuatmu kecewa

Maafkan aku telah membuatmu marah

Maafkan aku telah membuatmu menangis

Di sini hanyalah do’a yang terbaik  dari anak yang shaleh  yang bisa kuberi

Allaahummaghfirlii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shagiiraa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun