Semua berawal pada tahun 1975, kerajinan sandal di daerah banyumas mulai marak, dan yang paling menarik adalah pembuatan sandal tersebut terbuat dari bahan baku yang unik, yakni bandol/ban bodol (ban bekas), sandal ini sangat di minati anak remaja, terutama remaja pria. Sampai-sampai untuk membeli sandal pembeli harus antri terlebih dahulu.
Harga yang terjangkau dengan kualitas yang awet dan kuat, dan desain yang menarik, membuat sandal bandol banyak diminati oleh orang luar daerah. Para perajin berharap sandal bandol bisa menjadi ikon produk yang unik dan khas, serta mampu mengangkat nilai lokal banyumas agar semakin dikenal oleh masyarakat luas dan mampu bersaing dengan produk-produk dari pabrikan.
Sayang, persaingan yang padat semakin mempengaruhi bahan baku. Ban bekas semakin sulit di peroleh, padahal permintaan konsumen banyak dan terus meningkat. Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 1999 para pengrajin sandal bandol mengganti bahan baku dengan limbah karet dari pabrik ban.
Inovasi dari segi model terus di tingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pasar, kreatifitas sangat diperlukan agar bisa memuaskan pelanggan, perluasan pasarpun terus di tingkatkan. Mulai dari promosi lewat media offline dan juga Online, keinginan parapengrajin sandal adalah bisa menembus pasar ekspor, mereka terus berinovasi dan belajar agar bisa menembus pasar luar negeri dan bersaing dengan merk-merk ternama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI