Mohon tunggu...
Irfan Suparman
Irfan Suparman Mohon Tunggu... Penulis - Fresh Graduate of International Law

Seorang lulusan Hukum yang hobi membaca dan menulis. Topik yang biasa ditulis biasanya tentang Hukum, Politik, Ekonomi, Sains, Filsafat, Seni dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Opini: Pengaruh Akses Kesehatan Terhadap Indikator Keluarga Sehat

6 Februari 2022   08:55 Diperbarui: 22 Maret 2022   18:30 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
akses keshatan. sumber pixabay/mspark0

Apakah akses kesehatan sudah merata di Indonesia? Seberapa berpengaruhkah akses kesehatan terhadap indikator keluarga sehat? berikut adalah pendapatku tentang pengaruh akses kesehatan terhadap indikator keluarga sehat.

Siapa yang tidak menginginkan tubuh yang sehat. Baik itu sehat jasmani maupun rohani. Pemerintah memberikan akses kesehatan dengan program yang lebih berkualitas. Program itu adalah Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Program tersebut merupakan program lanjutan dari program Indonesia Sehat. Melalui pendekatan langsung, diharapkan masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan lebih mudah.

Dikutip dari situs Sehatnegeriku.kemenkes.go.id ada sebanyak 12 indikator dari keluarga sehat. Keluarga Berencana (KB), fasilitas kesehatan untuk ibu bersalin, imunisasi bayi lengkap, bayi mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan, Penderita TB paru-paru mendapatkan sesuai standar, penderita hipertensi mendapatkan pengobatan teratur, gangguan jiwa tidak ditelantarkan, keluarga bebas rokok, akses terhadap air bersih, jamban sehat, sekeluarga menjadi anggota JKN.

Indikator tersebut Indonesia bisa menciptakan keluarga sehat. Salah satu indikator keluarga sehat yang berhasil adalah pada tahun 2021, persentase perokok usia 15-19 tahun berkurang. Data tersebut adalah data yang diterbitkan BPS. Persentasenya diambil dari tahun 2019-2021. Dengan capaian tersebut, diharapkan Indonesia dapat mewujudkan keluarga sehat bebas rokok dan indikator lainnya dapat tercapai.

Untuk mencapainya butuh akses pelayanan kesehatan di setiap daerah. Puskesmas dan Posyandu adalah akses fasilitas kesehatan yang seharusnya ada disetiap pemukiman warga. Indonesia membutuhkan pemerataan akses kesehatan bagi seluruh warga. Hal itu untuk mendukung terwujudnya 12 indikator keluarga sehat. Dengan program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Langsung, seharusnya warga mendapatkan akses kesehatan secara langsung dari rumah ke rumah.

Akses kesehatan di masa pandemi telah diwujudkan dengan beberapa fasilitas rumah sakit yang bertambah, tempat isolasi dan akses pelayanan vaksinasi. Akan tetapi, selama pandemi banyak juga dari anak kesehatan yang gugur karena kelelahan dan sakit. Belum lagi masalah gaji untuk nakes yang tidak dibayar tepat waktu. Masalah lainnya masih banyak yang harus dibenahi untuk mewujudkan program Indonesia Sehat.

Pemerataan akses kesehatan sangat dibutuhkan saat pandemi. Kejadian pandemi 2021 menjadi titik awal lonjakan pandemi begitu besar di Indonesia. Saat itu banyak rumah sakit penuh dengan pasien Covid-19. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dilakukan untuk menekan angka Covid-19 naik. Dengan lonjakan Covid-19 pada tahun 2021 harus bisa menjadi bahan evaluasi untuk pencegahan kenaikan di tahun ini.

Dengan pemerataan akses terhadap kesehatan. Penangan terhadap pandemi bisa lebih terkoordinasi. Akses kesehatan merupakan penanganan yang preventif dibanding harus menyediakan akses kesehatan saat indikator keluarga sehat malah berbanding terbalik seperti apa yang diharapkan. Dalam koordinasi penangan pandemi juga menjadi perhatian penting terwujudnya pemerataan akses kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun