Mohon tunggu...
Irfan Suparman
Irfan Suparman Mohon Tunggu... Penulis - Fresh Graduate of International Law

Seorang lulusan Hukum yang hobi membaca dan menulis. Topik yang biasa ditulis biasanya tentang Hukum, Politik, Ekonomi, Sains, Filsafat, Seni dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pride Month, Pelangi dan Komoditas

8 Juni 2021   13:32 Diperbarui: 8 Juni 2021   13:33 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
rainbow flag. (sumber: bestlifeonline.com)

Merah, kuning, hijau di langit yang biru merupakan lirik lagu dari lagu Pelangi. Kata "Pelangi" akhir-akhir ini merujuk pada suatu kelompok Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender atau yang akan disingkat LGBT. 

Sebagai sebuah kelompok yang hadir di tengah-tengah masyarakat yang masih memegang stigma bahwa manusia hanya terbagi menjadi dua saja, yaitu laki-laki dan perempuan. Belakangan ini ilmu pengetahuan telah berkembang khususnya bidang biologi dan psikologi yang berhubungan dengan LGBT. 

Pelabelan unsur pelangi dengan LGBT ini menarik banyak perhatian publik. Di Indonesia, mereka tidak mendapatkan perhatian lantaran dianggap menyimpang dari ajaran agama kemudian kaum pelangi ini menjadi kelompok yang marjinal ditengah masyarakat yang majemuk. 

Konsep Pelangi yang diusung menjadi simbol yang sampai hari ini berhasil menghegemoni masyarakat Indonesia untuk melabeli kelompok ini dengan pelangi. Kemudian muncul stereotip baru dalam masyarakat, seperti yang terjadi pada saya sendiri.

Saya memposting bendera pelangi, kemudian teman saya mengasosiasikan saya sebagai kelompok LGBT dengan mempertanyakan, apakah saya gay.  

Padahal saya hanya mendukung perjuangan mereka untuk diakui di dalam masyarakat. Pendapat ini perlu dikaji lebih jauh dengan sampel yang lebih banyak. Tapi begitulah yang saya dapatkan ketika saya memposting bendera pelangi.

Pandangan masyarakat yang demikian menjadi fenomena baru yang terjadi di abad ke-21. Identitas simbolik "Pelangi" menjadi kepunyaan kelompok minoritas LGBT. Simbol ini berperan penting dalam membangun hubungan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

Membicarakan masyarakat spektrumnya sangat luas. Perkembangan masyarakat juga dibarengi dengan perkembangan pemikiran. Untuk sebuah kelompok masyarakat mendapatkan sebuah status dan diakui dalam masyarakat memerlukan perjuangan. 

Seperti perjuangan Bani Israel yang memperjuangkan statusnya dari dulu sampai sekarang dengan cara menganeksasi Palestina. Kelompok tersebut membuat suatu peristiwa yang berpengaruh bagi perkembangan masyarakat dan sejarah. Sama seperti, Bani Israel yang sekarang negara Israel, kelompok minoritas LGBT pun tidak serta merta hadir sebagai kelompok. 

Eksistensi mereka hadir karena dobrakan dalam kajian ilmu pengetahuan dan ilmu sosial sehingga menciptakan perkembangan pemikiran yang merevisi pikiran masyarakat. 

Orang-orang yang terbuka pada perkembangan pemikiran dan ilmu pengetahuan cenderung terbuka dan mengakui eksistensi mereka. Namun, ada sekelompok mayoritas yang konservatif, berbasis kredo agama yang menolak keras eksistensi, tapi mengakui simbol-simbol kelompok LGBT. Seperti Pelangi, bahasa dan gaya berbusana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun