Mohon tunggu...
Irfan Soleh
Irfan Soleh Mohon Tunggu... -

Bermimpi ingin jadi Pebisnis, Akademis dan Kiai. Pegiat Ekonomi dan Bisnis Syari'ah.

Selanjutnya

Tutup

Money

Bisnis dan Perubahan

21 Juli 2014   01:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:46 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata Perubahan sangat mudah dibuat jargon walaupun sangat sulit dilaksanakan. Dalam konteks bisnis pun sama, teori organisational change mudah kita pelajari tapi susah banget diimplementasikan

Banyak orang yang menggampangkan ketika kita berada pada posisi melanjutkan sebuah bisnis. Faktanya tidak semudah yang mereka kira. Apalagi ketika semua elemen yang terlibat sudah merasa nyaman dengan keadaan status quo. Kesadaran untuk berubah sama sekali tidak terlintas dalam benak mereka

Sebagai kaum muda dengan 'ego' teoritis yang kita punya seakan bernafsu ingin menggairahkan kondisi perusahaan yang tampak 'gitu-gitu aja' namun seringkali kita terganjal oleh generasi awal yang merasa pengalamannya terusik dengan kegaduhan perubahan yang kita gaungkan

Apa kita mesti diam saja melihat keadaan seperti ini? Tentu tidak kawan, dalam setiap perubahan pasti ada tantangannya, layaknya minum obat pahit demi kesembuhan sebuah penyakit. Lantas apa proses yang perlu kita lakukan demi tercapai sebuah perubahan?

Tahapan yang paling simple adalah pertama asses need for change, menilai kebutuhan untuk berubah, dimana didalamnya kita harus menemukan problem yang mau kita rubah misalnya permasalahan yang sering muncul di UMKM adalah tidak adanya sistem yang mengatur bisnis mereka secara detail, segala sesuatu dikerjakan sendiri tidak ada pembagian tugas dan jobdes yang jelas, keuangan pun kebanyakannya tidak ditulis rapih dalam bentuk laporan keuangan bahkan yang sederhana sekalipun

Tahapan kedua adalah decide on the change, memutuskan untuk berubah dimana kita harus mengidentifikasi tantangan dan hambatannya. Misalnya belum adanya kesadaran di kebanyakan pelaku UMKM akan pentingnya laporan keuangan, organisational chart dan jobdes yang jelas, membuat SOP untuk detil operasionalnya dll. fakta dilapangan cukup beragam bisa karna katidaktahuan akan pentingnya point-point tersebut atau banyak juga yang sudah ada kesadaran tapi tidak tahu bagaimana cara memulainya disebabkan tidak adanya SDM. Yang lebih parah ketika mereka sudah merasa nyaman dengan pengelolaan yang seadanya dan asal jalan aja.

Tahapan selanjutnya adalah implement that change, langsung implementasikan apa yang mau kita rubah. Biar tidak cape sendiri tentu perlu bagan organisasi meskipun sederhana misalkan yang terpenting ada itu bagian keuangan, operasional dan pemasaran tentu disesuaikan dengan kebutuhan UMKM nya. Untuk laporan keuangan, pemilik bisnis bisa berkonsultasi dengan para akuntan atau beli buku yang mengupas tentang laporan keuangan apalagi sekarang banyak software akuntansi dijual dipasaran dengan harga dan fasilitas yang beragam. Yang paling penting sebenarnya ada sebuah sistem yang bisa diterapkan sehingga bisnis bisa jalan meskipun kita jalan-jalan alias autopilot

Dan tahapan yang terakhir adalah evaluate the change. Tentu harus ada evaluasi sejauh mana penerapan perubahan tersebut, jangan sampai asal berubah, karna terkadang dengan adanya perubahan tak lantas membuat bisnis lebih baik bisa karna timingnya gak tepat atau ada pihak-pihak yang gak nyaman dengan adanya perubahan tersebut. pada akhirnya ya bisnis apapun perlu adanya perubahan dan kalau bukan sekarang kapan lagi? Kalau bukan kita yang merubah siapa lagi. Duhai bisnis berubahlah!

Dalam konteks shariah konsep perubahan tercermin dalam sebuah ungkapan yakni al muhafadotu 'alal qodimi solih wal akhdu bil jadidil aslah. Kita jaga Aturan lama yang masih baik dan ambil aturan baru jika ia lebih baik. Kita bisa menerapkan kaidah tersebut dalam konteks managemen.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun