aku ingin membuat puisi, tapi aku baru saja kehilangan makna.
dia pergi menjauh dan tak juga aku hendak mencarinya pula, untuk apa!!
Malam ini begitu pekat, begitu sumuk, biasanya ini sebagai tanda awal bahwa ia akan datang dengan menumpang atau menunggangi rasa bosanku, dan benar saja, ia pun datang!!
tapi percuma!! aku tidak hendak sedang membuat puisi. penantianku atasnya telah menggumpal dan kutendang jauh-jauh meluncur keluar melalui jendela kesabaranku, aku tak akan berpuisi, jadi percuma ia datang!!
Dia menghampiriku, ia sodorkan ribuan kosakata dalam wadah estetika, aku tetap acuh.
Ia tawarkan jutaan bahasa sastra dalam liukan-liukan metafora yg mempesona, aku tetap acuh.
Tiba-tiba ia tertawa..
"kenapa tertawa?" tanyaku gusar.
"karna sesungguhnya kau baru saja berpuisi." jawabnya dengan senyum puas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H