Mohon tunggu...
Santoso. I
Santoso. I Mohon Tunggu... -

anak kecil yang ingin tau,,,

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Zaman Kolonial

6 Agustus 2015   05:47 Diperbarui: 6 Agustus 2015   12:45 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kediri salah satu kota yang dulunya merupakan tempat para orang pirang (Belanda) menjalankan suatu usaha menumbuhkan dan mengembangkan ekonomi, hal ini sangat baik akan tetapi disisi lain mereka bisa di katakan para penjajah karena tempat yang mereka gunakan dan orang orang yang dipekerjakan bukanlah hak meeka.

ah,,,,kalau judulnya wisata dan yang di bahas soal penjajahan g seruuuuuuu dong,,,, :D
masa lalu biarlah berlalu cukup di jadikan pengalaman untuk kedepanya agar lebih baik,,,,
saatnya kita mengambil hikmah dari penjajahan itu,,,salah satunya dengan wiasata ,,heheheh

Sebenarnya aku tak tahu apakah nama bangunan ini dan di buat apa fungsinya serta kapan bangunan ini di buat karena tidak ada tahun yang terukir dalam bangunan tersebut. Bangunan ini terletak di Kabupaten Kediri lebih tepatnya di desa Plosoklaten, di desa tersebut terdapat bangunan yang berdiri kokoh dan berisikan air yang sangat jernih didalamnya. Tak tau apa namanya tapi saya menyebutnya dengan Tandon Air Masa Kolonial mengapa demikian karena dalam bangunan tersebut terdapat sumber air yang sangat jernih sampai saat ini masih mengalir dengan deras. Mengenai fungsinya  kalau saya analisis bangunan ini merupakan bagunan sebagai tandon sumber air yang di gunakan untuk mengairi daerah sawah atau perkebunan di masa kolonial, mengingat di sekitar bangunan tersebut ada banyak persawahan dan perkebunan, serta adanya Pabrik nanas (sekarang PTPN DJENGKOL)

Terlihat dari samping kiri ada semacam gerojokan air yang sangat jernih dari dalam bangunan tersebut. Saya bisa mengatakan dari dalam bangunan tersebut karena disekeliling bangunan yang berdiri sangat kokoh tersebut tidak ada sumber air atau semacam aliran sungai. Menurut masyarakat di sekitar gerojokan yang ada di samping tersebut merupakan jatah dari kaum lelaki, sedangkan sumber kecil yang ada di belakang bagunan itu yang masih sangat berdekatan merupakan jatah dari kaum wanita. Maksutnya jatah tersebut adalah tempat pengambilan air ada dua bagian yang di samping untuk laki laki yang dibelakang untuk perempuan. akan tetapi hal tersebut berlaku di masa sekarang ini bukan pada masa kolonial. Menurut saya pembagian tersebut bertujuan agar tidak ada perebutan dan menjaga kerukunan serta membudayakan antri hehehehheheh......

Area belakang bagunan Kolonial tersebut, terdapat pintu yang sangat tebal dan kuat terbuat dari baja mungkin heheheh,,,saya gak tau perbedaan baja atau besi tapi yang jelas ketebalan pitu tersebut kurang lebih 10 cm. Dari tadi saya menyebutnya bangunan kolonial mungkin teman teman bertanya tanya benarkah itu,,,,,,,????? okee,,, sedikit saya interpretasikan mengapa saya menyebutnya bangunan Kolonial, pertama dilihat dari bagunanya yang mencirikan infrastruktur bangunan Belanda, serta adanya informasi dari masyarakat sekitar mengatakan bahwa bangunan tersebut adalah bangunan di masa Kolonial. Inilah sedikit wisata ke zaman kolonial belanda,,,,,,tunggu selanjutnya ,,,, :D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun