Mohon tunggu...
Irfan Fauzi Rachmat
Irfan Fauzi Rachmat Mohon Tunggu... -

Membaca, Memahami, Mengikat Ide, dan MENULIS...!!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jangan Menangis Nak… Hati Bapak Masih di Sekolah Ini

17 September 2011   13:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:52 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedih rasanya. Mengingat akan tangisan anak anak itu. Sedih rasanya, ketika harus mendekap seorang tubuh mungil kecil kelas 4 SD yang ter isak isak. Saya telah berdosa. Berdosa karena telah melukai perasaannya.

Selepas Upacara Bendera, saya ditarik oleh beberapa siswa yang agak sedikit marah. Bukan karena ada yang berantem, dan bukan pula ada yang sakit. Namun, ada beberapa anak yang melaporkan tentang “ulah” saya yang membuat mereka menangis. Saya akan mendapatkan pengadilan anak dan saya harus mempertanggung jawabkannya..!!

Ditariknya tangan ini, dan digiring menuju kelas 4. Sontak, mata ini terbelalak kaget, melihat beberapa anak perempuan menangis. Mia Diana Sari, dialah nama anak itu. Tubuhnya mungil, dan dia menangis dengan menutupkan kepalanya di meja. Renova, siswi yang duduk di pojok pun sedang berjuang melawan kesedihannya. Dengan tubuhnya yang agak sedikit gendut, Renova menangis dengan haru.

Langsung, saya menghampiri mereka berdua. “Hayooo…. Pak Irfan sih… pake mau pindah segala… !” Celetuk satu orang anak yang menarik saya dari kantor. “Loh kenapa….?” Tanya saya kaget… “Iya.. Gara gara Pak Irfan tadi ngumumin pas Upacara mau pindah ke Bogor, temen temen jadi pada nangis…”…. “Hah…?!!”…. Saya hanya bisa kaget.

Belum saja dua anak itu berhenti menangis, langsung diiiringi beberapa tangisan anak yang lain. Entah terharu karena memang saya akan pergi, atau terharu karena melihat teman temannya menangis dengan hebat.

Saya bingung…. Loh loh.. kenapa jadi menangis semua.. ?

Subhanalah… Maha Suci Allah yang menciptakan hati anak anak ini lembut. Ya.. saya speechles.. dan nampak sangat berdosa, membiarkan anak menangisi akan rencana kepergian saya ke Bogor. Wahai anakku, sungguh tak pantas apabila kalian menangisi guru yang banyak salah ini. Simpan air matamu nak…

“Mia, Renova, Pak Irfan ke Bogor juga ngga akan lama, sebulan sekali pak Irfan bisa pulang, dan bisa main ke sekolah ini. Bogor ke Indramayu mah deket, paling 4 jam juga nyampe.. Jadi tenang aja, yah.. Kan sekarang Mia katanya punya Hape. Nah nanti bisa SMSan atau telepon ke bapa kalo kangen mah.Nanti pak Irfan pasti bales Smsnya. Nanti pak Irfan kasih Nomer Hape pak Irfan deh.. Jadi udah ya.. jangan nangis… InsyaAllah pak Irfan nggak akan lupa sama Mia. Mia Harus jadi anak yang pinter. Jangan kecewakan pak Irfan. Jangan buat guru guru jadi marah. Hormati guru, dan tentu harus sayangi teman. ..Pak Irfan pamit ke Bogor, tapi hati pak irfan masih disini…tenang saja….udah ah,, yuk belajar, kan bentar lagi UTS.. J

Itulah mungkin, cerita perpisahan saya dengan sekolah. Tempat dimana saya bisa berdedikasi, bercerita, menimba ilmu, dan bergurau dengan anak anak. Saya banyak belajar dengan mereka. Saya banyak mendapatkan ilmu dari mereka. Bagaimana mereka mencintai gurunya dengan tulus. Dan bagaimana mereka menunjukan akan rasa ingin tahu yang tinggi. Menyerang guru dengan rentetan pertanyaan, yang kadang membuat saya tertawa…

Selamat tinggal SDN Bulak Lor II, semoga Ukhuwah ini selalu ada. Dan semoga saya bisa membuat sebuah karya yang bisa menjadi kebanggan Sekolah ini. Dan tentu doa dari semua siswa, rekan guru, dan keluarga yang selalu saya harapkan. Doa yang menguatkan saya agar saya masih bisa diberikan tenaga, dan pikiran untuk terus mengembangkan ilmu di sini.

Untuk seluruh siswa siswi SDN Bulak Lor II, bapak ucapkan terimakasih, terimakasih yang teratas untuk kalian semua. Bapak tidak bisa memberikan apa apa. Bapak hanya bisa memberi sedikit ilmu dan motivasi hidup, agar kalian kelak menjadi sosok yang dewasa. Yang mampu membuat ayah ibumu tersenyum bangga melihatmu. Lanjutkan perjuangan mimpimu nak. Bapak disini akan terus selalu mendoakanmu. Dan jika kelak bapak kembali, bapak ingin melihat anak anak bapak menjadi anak yang kuat, sehat, pintar dan Soleh Solehah. Amin..

Bogor, 16 September 2011

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun