Sulit. Itulah yang bisa saya gambarkan saat ini. Menilai hasil essay dari UTS mahasiswa ternyata benar-benar membutuhkan tenaga ekstra..! Membutuhkan prinsip keadilan. Membutuhkan daya kritis, mau menghargai hasil coretan mahasiswa, dan membutuhkan sikap dan mood yang baik untuk segera menggoreskan nilai akhir dalam jawaban UTS sang mahasiswa.
Saya bisa saja memberikan nilai dengan cepat. Tidak perlu pusing dibuatnya. Biarlah mereka menuliskan jawaban model apapun itu, tapi yang hanya saya lihat adalah banyak tidaknya jawaban, sekilas saja, tak perlu membaca ulang, dan langsung memvonis apakah A, B, C, atau bahkan D/E..!!
Namun dibalik itu semua, tentu saya harus menghargai jerih payah mahasiswa. Terbayang di benak saya ketika saya dulu kuliah berjuang mati-matian untuk mendapatkan nilai A, namun dosen seenaknya saja memberikan nilai untuk saya. Sakit hati ini. Tidak terima..! Protes keras..! This is Unfair..! Namun percuma segala macam protes yang saya lontarkan hanya dijawab dengan "Senyuman sinis" sang dosen kolot..!
Tidak ingin terulang menimpa mahasiswa saya. Tidak ingin mendzalimi mahasiswa yang benar benar serius mengerjakan UTS. Dan akhirnya saya harus benar-benar mengoreksi secara maraton dan adil. Disinilah tantangannya..! Somoga saya bisa meninggalkan sisi Subjektif saya. Tidak melihat siapa dia, cantik kah, ganteng kah, sering bertanya kah, sering terlambat kah.. Yang pasti Mid Test is Mid Test..! I promise.. !
Tugas lain pun menanti. Seperti nya inilah kesibukkan mahadahsyat itu. Inilah jadwal yang padat itu. Saya tak bisa membaginya. Kemungkinan nanti akan mengacak acak jadwal saya dan jadwal dari lembaga-lembaga pendidikan yang saya ikuti.
Semoga Allah masih memberikan saya kesehatan, agar saya selalu eksis untuk terus berjuang demi pendidikan Indonesia yang lebih baik lagi.
InsyaAllah..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H