Kabupaten Samosir, 25 Agustus 2024 -- Sekelompok mahasiswa KULIAH KERJA NYATA INTERNASIONAL BKS PTN BARAT dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Jambi, Institut Teknologi Sumatera, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Universitas Sumatera Utara dan Universitas Teknologi Mara telah menciptakan inovasi yang berdampak positif bagi masyarakat Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan. Mereka berhasil mengubah limbah jagung, yang sebelumnya hanya dibuang, dibakar dan menjadi sampah begitu saja, mahasiswa tersebut mengubah menjadi kompos berkualitas tinggi yang bermanfaat untuk pertanian setempat.
Program KKN ini berlangsung selama satu bulan, di mana para mahasiswa dari berbagai jurusan dan universitas berfokus pada upaya peningkatan kesejahteraan, pelestarian lingkungan dan pariwisata keberlanjutan. Melalui proses pengumpulan data dengan teknik studi dokumentasi yang dilakukan mahasiswa dari web samosirkab.go.id bahwa jagung yang ada di Kabupaten Samosir merupakan sebuah potensi unggulan yang mencapai produksi 71.068,2 ton/tahun. Sehingga berdasarkan hal tersebut artinya limbah yang dihasilkan dari panen jagung setiap tahunnya sekitar 8.534,1 ton/tahun.
Selain dari pada itu, mahasiswa juga melakukan observasi lingkungan setempat, berdialog dengan warga dan pemerintah desa, ternyata memang masalah mengenai limbah jagung menjadi salah satu masalah yang belum terselesaikan di desa tersebut. Limbah ini sering kali menumpuk dan tidak dimanfaatkan, sehingga akhirnya nimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan.
Dalam hal ini, Kepala Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan, juga mengungkapkan bahwa "Limbah jagung jadi masalah serius pada Desa ini. Selama ini penanganannya hanya di bakar atau bahkan di biarkan begitu saja," Ujar, Raja Sondang Simarmata.Â
Mahasiswa KKN kemudian mencoba mengubah dan mendaur ulang dengan mengolah limbah jagung menjadi kompos. Dengan bimbingan dari dosen, penyuluh pertanian dan implementasi teori yang diajarkan di dunia perkuliahan, mereka mulai melakukan percobaan di lapangan. Proses pengolahan ini melibatkan beberapa tahapan, seperti pengumpulan alat dan bahan, pencacahan limbah jagung, fermentasi, dan pengelolaan mikroorganisme untuk mempercepat proses pengomposan.
Dalam hal ini nantinya, kompos yang dihasilkan tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga kaya akan nutrisi yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan dalam jurnal (Surtinah, 2013) kompos limbah jagung mengandung N 2,52%, P205 2,45%, K2O 2,13%, MgO 0,49%, CaO 0,80%, C-Organik 21,8%, C/N 8,66, dan pH 5,3. Unsur-unsur hara ini cukup untuk menjadi kompos yang dapat dikomersialkan dan memenuhi standar pasar para petani di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan. Dalam hal ini, ada beberapa petani yang memberikan dukungan positif terkait hal tersebut, ia menyatakan bahwa
"Pupuk ini sebagai solusi terkait dengan permasalahan limbah jagung yang ada di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan, Samosir. Karena kami sudah sering dalam penggunaan pupuk, kami harap pupuk yang dibuat dari limbah jagung ini dapat berdampak yang sangat bagus untuk pertumbuhan tanaman yang lebih maksimal," Kata Sontiria Siboro seorang petani Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan.
Selain memberikan solusi praktis, para mahasiswa juga mengadakan demo terkait dengan pelatihan bagi warga tentang cara mengolah limbah jagung menjadi kompos secara mandiri. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan.
Menurut Kepala Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan, Raja Sondang Simarmata mengungkapkan bahwa "Saya kira ini adalah solusi terbaik, selain limbahnya hilang, petani dapat sumber pupuk yg ekonomis. Hanya perlu penelitian lebih lanjut terkait efisiensi dan efektivitas pupuk ini, atau penelitian lanjutan yang membutuhkan campuran apa supaya lebih bagus," Ungkapnya.