Sempurna! 24 laga tak terkalahkan. Untuk sementara memimpin klasemen Serie A dengan 16 poin hingga giornata 6. Memuncaki klasemen sementara Grup H Liga Europa dengan poin sempurna. Itulah kondisi AC Milan saat ini.
Terbaru, anak asuh Stefano Pioli berhasil menang 2-1 kala bertamu ke Udinese, Minggu (1/11) kemarin. Kemenangan tersebut memperpanjang rekor unbeaten Rossoneri menjadi 24 laga. Terakhir kali Milan menelan kekalahan terjadi pada 8 Maret lalu kala ditumbangkan Genoa 1-2 di San Siro. Â
Siapa sangka, Pioli yang awalnya diragukan justru menjadi aktor penting di balik kebangkitan Milan. Pioli memang datang ke San Siro dengan nyinyiran. Catatan buruk menangani tim besar hingga belum pernah mencicipi trofi mayor jadi bahan untuk mencibir Pioli.
Pasca lockdown, racikan Pioli berhasil membuat Milan perkasa dengan tak tersentuh kekalahan selama 24 laga. Sebuah pencapaian luar biasa yang juga sukses membangkitkan gairah Milan sebagai raksasa sepak bola yang sempat tertidur lama.
Lalu, bagaimana taktik yang diterapkan Pioli di Milan? Berikut analisisnya.
Sebelum itu, perlu diketahui bahwa Pioli bukanlah pelatih filosofis/tipe pelatih yang punya set play (hafalan) tertentu seperti Guardiola, Conte, maupun Sarri.Â
Rahasia utama taktik jitu Pioli adalah adanya pemahaman mendalam para pemain Milan terhadap taktik Pioli dan komunikasi pemain saat laga berlangsung.
Bisa dibilang, Pioli tak punya pakem tertentu seperti tiki-taka atau sarriball. Oleh karena itu, taktiknya di Rossoneri terbilang sulit ditebak, sebab anak asuhnya akan selalu merespons sesuai dengan kondisi dan taktik lawan, serta instruksi langsung dari Pioli di pinggir lapangan.
Para pemain paham betul harus bereaksi seperti apa dalam situasi tertentu. Ini jugalah yang membuat taktik Pioli bisa disebut dengan istilah situasional play. Nah, bagaimana sebetulnya penerapannya di lapangan?
1. High pressing dengan mengandalkan man-oriented press
Yang selalu terlihat dalam setiap laga Milan adalah high pressing yang dilakukan Ibra cs di area pertahanan lawan. Pemain Milan tak sekadar menekan bek lawan dengan intensitas tinggi, tetapi juga dengan kuantitas.
Pioli selalu menginstruksikan pemainnya untuk melakukan pressing tinggi di area pertahanan lawan menggunakan jumlah pemain yang banyak untuk menekan bek lawan. Tujuannya guna mencegah progresi serangan lawan. Apabila bola berhasil dimenangkan, bisa langsung berubah menjadi serangan balik.
Sistem pressing yang dipakai Milan untuk menekan penguasaan bola lawan adalah man-oriented press. Man-oriented press adalah sistem pressing yang digunakan untuk meredam serangan lawan dengan bergantung pada kemampuan individu pemainnya untuk memenangkan duel one-on-one.