Tak lama setelah tragedi itu, terjadi tragedi baru, tepatnya beberapa bulan yang lalu saat si sialan Covid-19 muncul. Ternyata, kerusakan yang terjadi akibat kecelakaan itu tak hanya fisik luarnya saja, tapi juga dalamnya. Harddisk internal laptopku rusak, semua dataku tak terselamatkan, termasuk data skripsi :).
Sekali lagi, harddisk eksternal yang aku beli hasil menang lomba blog di Kompasiana jadi penyelamat. Makanya, aku sangat berterima kasih dan mungkin punya hutang budi dengan Kompasiana.
Sedikit flashback setelah menang lomba pada 2016 lalu, aku tak terlalu aktif di Kompasiana. Tujuanku masih sama, berkunjung bila ada lomba blog saja. Setelah itu ada beberapa lomba yang aku ikuti, tapi hasilnya nihil, akupun kecewa dan pergi meninggalkan Kompasiana.
Itulah kenapa, dari 2015 hingga 2020 ini jumlah artikel yang sudah aku terbitkan baru 145, dengan rincian 138 artikel berlabel "pilihan" dan 50 artikel berlabel "Headline". Habis gimana, aku baru rajin posting artikel sejak Oktober 2019 lalu.
Itu artinya, ini sudah setahun diriku rajin menulis di Kompasiana. Setelah sekian lama mencampakkannya, baru di bulan Oktober 2019 CLBK dengan Kompasiana. Pencapaian terbesar ya mendapat centang biru beberapa bulan lalu. Mungkin si admin kasihan ya atau mungkin biar aku gak kabur lagi seperti dulu. Â Â
Mencoba konsisten dengan konten bola, tapi bosan juga akhirnya
Sejak setahun lalu, bola jadi fokus utamaku. Brand image aku buat sedemikian rupa berbekal menimba ilmu dari blogger senior di luar sana yang mengajarkan untuk fokus pada satu niche saja.
Hasilnya OK juga, kebanyakan artikelku juga tentang bola, mulai dari hasil laga, analisis pertandingan, analisis pemain, hingga kini sedang membahas bisnis dalam industri sepak bola. Akan tetapi, baru juga setahun muncul perasaan bosan.
Kalau kata Mas Ozy, "itu-itu" aja yang ditulis. Menulis topik bisnis dalam sepak bola juga pelarianku agar tidak bosan. Biar pembaca makin banyak juga, soalnya kalau "menjual" konten bola saja, kompasianer yang paham sedikit (karena tanggapan lebih banyak datang di akun twitterku).
Beberapa kali aku selingi artikel bola dengan artikel hobi, wisata, gaya hidup, hingga kesehatan. Di antara kategori di Kompasiana, fiksiana adalah yang belum tersentuh, tapi sebetulnya itulah yang ingin kucoba.
Aku juga bisa menulis puisi lho. Di buku diary-ku juga ada beberapa puisi yang aku tulis. Sebentar, ada yang aneh kan? Zaman sekarang, masih ada tho yang nulis diary? Cowok lagi?
Jangan kaget, nalarku memang unik. Akan tetapi, aku baru bisa membuat puisi bila ada syarat kondisi yang terpenuhi, yaitu saat sedang jatuh cinta atau sedang putus cinta saja. Di luar itu, blank. Â