Dalam sepak bola, kita mengenal berbagai macam posisi bermain. Ada yang menjadi penjaga gawang (goalkeeper), bek (defender), gelandang (midfielder), dan penyerang (forward).
Komposisi jumlah bek, gelandang, dan penyerang tergantung taktik dan formasi pelatih. Hanya posisi penjaga gawang saja yang sudah pasti hanya diisi satu orang.
Posisi-posisi tadi berkembang menjadi beberapa jenis lagi, tergantung letak atau ruang operasi dan tugasnya. Namun, sejatinya posisi pemain dalam sebuah kesebelasan tidaklah sesederhana itu. Memang kita mengenal posisi-posisi tersebut sebagai sebuah pakem.
Akan tetapi, dalam sepak bola modern dimana taktik dan formasi semakin berkembang, membuat posisi-posisi yang kita kenal tersebut juga bertransformasi. Lebih tepatnyanya bertransformasi secara fungsi, tugas/peran sesuai kebutuhan skema menyerang dan bertahan sebuah tim.
Di artikel saya sebelumnya yang membahas Josip Ilicic sudah saya singgung salah satu peran ini. Nah, di artikel ini saya akan membahas lebih dalam soal salah satu peran yang sangat penting kehadirannya dalam skema menyerang, yaitu seorang Inside Forward.
BACA JUGA: Belajar Dari Josip Ilicic, Semua Orang Bisa Menderita Depresi
Sebelum itu, mari kita pahami terlebih dahulu zona atau ruang dalam sebuah lapangan bola. Zona atau ruang yang saya maksud ini tak sesimpel zona kotak penalti, tengah lapangan, atau luar kotak penalti.
Di salah satu referensi yang saya baca, zona lapangan sepak bola bisa terbagi menjadi 18 bagian. Banyak bukan, tetapi mari kita sederhanakan menjadi 3 ruang/zona saja agar mudah memahaminya.
Ketiga ruang tersebut adalah flank/wide area, half space dan center. Ruang flank terdiri dari flank kiri dan kanan, hal yang sama berlaku juga dengan ruang half space. Untuk lebih jelasnya, sila perhatikan gambar pembagian ruang lapangan berikut ini.
Oleh karena itulah, sebelum membahas peran Inside Forward, kita perlu paham terlebih dahulu ruang-ruang tersebut. Sebab, seorang inside forward yang akan saya bahas disini beroperasi di dua ruang tersebut.