Liverpool akhirnya memastikan diri menjadi juara Premier League 2019/2020. Kepastian ini di dapat setelah The Reds membantai Crystal Palace 4-0 di Anfield (25/6) dan sehari kemudian, rival mereka di perburuan trofi Premier League/Liga Inggris, Manchester City kalah 2-1 ketika bertandang ke Chelsea.
Penantian trofi Liga Inggris selama 30 tahun akhirnya selesai sudah. Liverpool berhasil mendapatkan trofi Liga Inggris-nya yang ke-19. Suka cita dan euforia Liverpool serta pendukungnya terjadi dimana-mana. Tak hanya di Inggris sana, tapi juga seluruh dunia, dan jagat media sosial tentunya.
Jika kita membahas keberhasilan Liverpool merengkuh trofi Liga Inggris tentu tak ada akhirnya. Hampir semua data dan fakta sudah di bahas. Banyak kompasianer juga yang telah menuliskan kisah inspiratif Liverpool musim ini.
Jadi, tak akan ada habisnya jika terus menguak fakta-fakta Liverpool, apalagi Liga Inggris masih tersisa 7 laga, masih mungkin ada drama lanjutan. Namun bagi saya, seorang fans yang dulu pernah dibuat sakit hati oleh Liverpool lewat tragedi Istanbul, melihat The Reds juara ada perasaan lega sekaligus iri.
Sama-sama punya seragam merah, Liverpool dan AC Milan punya banyak kemiripan. Kedua tim juga sama-sama punya catatan historis yang panjang. Soal prestasi, keduanya juga salah satu tim paling sukses di dunia.
Baik Liverpool ataupun AC Milan merupakan pengoleksi gelar Liga Champions terbanyak di negaranya masing-masing. Liverpool punya 6 trofi Liga Champions, terbanyak di Inggris. Sementara di Italia belum ada tim yang mampu mengejar koleksi 7 trofi Liga Champions milik AC Milan.
Kedua tim sejatinya juga punya rivalitas yang sengit. Di luar klub Inggris, Real Madrid dan AC Milan adalah rival berat The Reds. Rivalitas mereka tentunya berasal dari persaingan di kancah Liga Champions. Dan yang paling diingat seluruh pecinta sepak bola tentu saja duel Liverpool dan AC Milan di final Liga Champions 2005 dan 2007.
Kilas balik Tragedi Istanbul dan misi sukses balas dendam AC Milan
Awal rivalitas kedua tim di era sepak bola modern terjadi pada tahun 2005. Liverpool dan AC Milan bertemu di final Liga Champions yang bertempat di Ataturk Stadium, Istanbul, Turki.
Kala itu Milan jauh lebih diunggulkan dari Liverpool. AC Milan datang ke final keduanya dalam kurun waktu 3 tahun. Ini membuktikan betapa mereka masih sangat dominan di eropa kala itu. Selain itu, skuat Milan 2005 disebut-sebut sebagai salah satu skuat paling mematikan di masanya.
Sementara Liverpool baru menginjakkan kakinya di final Liga Champions setelah 20 tahun absen. Namun siapa sangka, skuat The Reds yang tak diunggulkan itu justru keluar sebagai juara. Malam itu, Rossoneri seperti diajari soal spirit "You'll Never Walk Alone" milik The Reds.