Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Belajar dari Lyon, Pernah 7 Kali Juara Beruntun hingga Gagal Masuk Kompetisi Eropa Sejak 1997

2 Mei 2020   09:23 Diperbarui: 2 Mei 2020   10:47 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh jorono dari Pixabay (pixabay.com)

Nah, mari kita sedikit analisa hasil yang diperoleh Lyon selama kompetisi liga berlangsung hingga matchday ke-28. Dari 28 laga, Lyon memetik kemenangan sebanyak 11 kali, imbang 7 kali, dan sayang nya menelan 10 kekalahan. Dengan hasil itu, mereka hanya mengumpulkan 40 poin dari 28 laga dengan jumlah gol 42 dan kemasukan 27 gol.

Di musim 2019-20 ini, Lyon juga sudah mengganti pelatih mereka di tengah kompetisi. Di awal musim Lyon ditinggal pelatih mereka Bruno Genesio yang habis kontrak. 

Sebagai penggantinya, Sylvinho ditunjuk sebagai pelatih, namun per 7 Oktober 2019 ia dipecat karena hasil buruk. Seminggu kemudian, mantan pelatih Lille dan Marseille, Rudi Garcia ditunjuk sebagai pelatih baru Lyon.

Sayangnya, pergantian pelatih ini terlambat. Ketika dilatih Sylvinho selama 9 laga, Lyon berhasil menang beruntun di dua laga awal dengan kemenangan besar 0-3 di kandang Monaco dan 6-0 ketika menjamu Angers. Namun setelahnya, pasukan Sylvinho tak pernah menang dengan hasil 3 imbang dan 4 kekalahan. Sylvinho pun dipecat setelah di dua laga terakhir menelan 2 kekalahan beruntun.

Pergantian pelatih ke Rudi Garcia berjalan cukup baik bagi Lyon. Selama bertugas hingga pekan ke-28, Garcia telah mendampingi Depay dkk sebanyak 19 laga. Dari 19 laga, Rudi Garcia membawa Lyon meraih 9 kemenangan, 4 imbang, dan menelan 6 kekalahan. 

Lyon yang tadinya berada di luar 10 besar pelan tapi pasti dibawa masuk ke 10 besar bahkan sempat menghuni 5 besar. Namun di akhir tahun 2019, tepatnya di 15 Desember ketika menghadapi Rennes, Lyon kehilangan tulang punggung lini serang mereka, Memphis Depay yang mengalami cedera ligamen anterior.

Kehilangan Depay jelas merugikan Lyon, pasalnya dari 12 laga di Ligue 1 Depay sudah mencetak 9 gol. Sejak kehilangan Depay, Lyon hanya bisa mengandalkan Dembele saja di lini depan. 

Hasilnya, sejak Depay absen, Lyon hanya menang 4 kali, imbang 3 kali, dan kalah 3 kali. Selain karena absennya Depay, musim ini Lyon tampil tak stabil. Padahal kalau mau bersaing dan bertahan di papan atas dibutuhkan konsistensi sehingga tak mudah kehilangan poin yang bakal merugikan tim.

Memphis Depay jadi pemain andalan Lyon dengan 9 gol dari 12 penampilan sebelum absen sejak 15 Desember 2019 akibat cedera ligamen. (sumber foto: dailymail.co.uk/REUTERS)
Memphis Depay jadi pemain andalan Lyon dengan 9 gol dari 12 penampilan sebelum absen sejak 15 Desember 2019 akibat cedera ligamen. (sumber foto: dailymail.co.uk/REUTERS)
Di awal musim Lyon adalah pemuncak klasmen, namun ketika Sylvinho dipecat mereka menghuni posisi 14 di papan klasmen. Setelahnya Lyon tampil angin-anginan, sempat berada di zona degradasi hingga mencapai posisi 5. 

Lyon juga sempat stabil di posisi 5 dan 6 selama 3 pekan dari pekan ke-21 hingga 23, namun mereka kembali tampil inkonsisten dan akhirnya sebelum posisi 7 adalah posisi akhir mereka.

Dengan hasil keputusan sementara LFP, Lyon pun harus menerima pil pahit tak lolos ke kompetisi Eropa sejak 1997. Dari musim 1997-98 Lyon selalu masuk ke UEFA Cup/Liga Europa ataupun Liga Champions. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun