Sepekan ini kita disuguhkan dengan laga-laga kompetisi antarklub eropa yang menarik. Tak hanya menarik tetapi juga menguras emosi dan sarat akan gengsi. Liga Champions tengah menggelar leg 1 babak 16 besar sementara Liga Europa telah menyelesaikan babak 32 besarnya.
Di Liga Champions hasil mengejutkan datang dari ibukota Spanyol, Madrid. Di kota itu dua tim asal Inggris menuai hasil berbeda, Liverpool yang tengah diambang mengakhiri puasa gelar Liga Inggris takluk dari Atletico Madrid. Di sisi lain kota Madrid, tuan rumah sekaligus calon kuat kandidat juara Liga Champions, Real Madrid takluk dari Manchester City yang baru saja dihukum karena melanggar aturan FFP.
Sementara itu di kasta kedua kompetisi antarklub eropa, Liga Europa, menghasilkan hasil akhir yang dramatis. Walaupun berisi klub-klub kasta kedua dan buangan dari Liga Champions, namun nyatanya persaingannya lebih sengit. Tak ayal hasil laga pun cukup menyita perhatian penikmat sepak bola dunia.
Shaktar Donetsk dan Istanbul Basaksehir adalah contohnya. Di babak 32 besar, kedua tim mampu membalikkan kedudukan agregat di leg kedua setelah kalah di leg pertama. Namun hasil paling memilukan datang dua klub kuat yang sejatinya diprediksi menjadi calon juara tapi ternyata harus angkat koper dari di babak 32 besar.
Adalah Ajax Amsterdam dan Arsenal. Siapa yang tak kenal dua klub ini? Penikmat Liga Ingris pasti paham dengan klub asal kota London yang punya lambang meriam ini. Begitu juga dengan Ajax, klub tersukses di Belanda yang sarat akan sejarah prestasi di daratan eropa. Mari kita bahas satu persatu kepiluan mereka.
Yang pertama adalah Arsenal. Di undian babak 32 besar, tim sekota Tottenham Hotspurs ini menghadapi perwakilan Yunani, Olympiacos. Olympiacos tampil di Liga Europa setelah terdepak dari babak grup Liga Champions. Dari hasil undian, Arsenal bertandang ke markas Olympiacos dulu sebelum menjamunya di Emirates Stadium.
Leg pertama pada Jumat (21/2) lalu berjalan baik bagi pasukan Mikel Arteta, Arsenal pulang ke London dengan berbekal 1 gol. Leg kedua harusnya berjalan cukup mudah bagi Meriam London. Tetapi hasil akhir leg kedua Jumat (28/2) dini hari WIB berkata lain. Bermain dihadapan ribuan pendukungnya, Mesut Ozil dkk. malah tertunduk malu di akhir pertandingan.
Menurunkan starting eleven terbaiknya, pasukan Mikel Arteta gagal mencetak satu gol pun di babak pertama. Petaka bagi Arsenal datang di menit ke-53, bek Olympiacos Pape Cisse mencetak gol sekaligus menyamakan agregat. Hingga babak kedua usai, skor 1-0 untuk Olympiacos dan memaksa laga dilanjutkan ke babak tambahan waktu.
Beruntungnya, Aubameyang mencetak gol penyama kedudukan di menit ke-113 dan kembali membuat Arsenal unggul agregat. Tapi sayangnya keunggulan agregat itu tak mampu dijaga Aubameyang dkk hingga babak kedua tambahan waktu usai. Tepat sebelum laga usai, Olympiacos yang bermain ngotot berhasil menjebol gawang Leno sekali lagi. Lewat gol yang dicetak El-Arabi di menit ke-119 mengantarkan Olympiacos lolos ke babak 16 besar dan menyingkirkan Arsenal dari Liga Europa.
Tersingkirnya Arsenal menjadi kejutan di Liga Europa musim ini. Pasalnya status The Gunners adalah finalis Liga Europa musim lalu. Tak cukup disitu, mereka harus tersingkir di hadapan ribuan pendukungnya yang memadati Emirates Stadium. Hasil ini seolah memperlihatkan bahwa Emirates Stadium yang mereka banggakan itu tak cukup angker bagi tim lawan dan tidak bersahabat bagi The Gunners Sendiri.
Semenjak menghuni Emirates Stadium, prestasi Arsenal bisa dikatakan menurun. Ketika menghuni Highbury, Arsenal adalah tim yang ditakuti lawan. Di stadion lama itu banyak prestasi ditorehkan Arsenal baik di kancah eropa maupun domestik termasuk menjuarai liga dengan catatan tanpa kekalahan.Â