Hasil terbaru di laga Coppa Italia, Milan berhasil menang meyakinkan dari SPAL di babak 16 besar dengan skor telak 3-0. Di laga home itu, gol-gol Milan dicetak oleh Piatek, Castillejo, dan Theo Hernandez. Khusus untuk Piatek, di laga tersebut ia berhasil mencatat 1 gol dan 1 assist.
Laga kontra SPAL tersebut juga menjadi laga debut untuk rekrutan baru Milan, Simon Kjaer. Bek berusia 30 tahun itu bermain selama 82 menit dan hasilnya pertahanan Milan tampil apik dengan menyelesaikan laga tanpa kebobolan. Tambahan amunisi berpengalaman di squad Milan jelas memberi dampak positif bagi rival Internazionale itu.
AC Milan memang sebelumnya lebih dikenal sebagai tim yang mengandalkan pemain tua dalam squadnya. Di musim 2010-2011, Milan mendatangkan Van Bommel dan Mario Yepes yang keduanya telah berumur lebih dari 30 tahun. Selain itu, Robinho yang sarat akan pengalaman di eropa juga Milan datangkan bersama Ibra.Â
Starting eleven Milan pun berisi banyak pemain matang semacam Zambrotta, Abbiati, Nesta, hingga Seedorf. Hasilnya, scudetto berhasil Milan raih di akhir musim.
Gelar UCL terakhir di tahun 2007 juga berkat dari pemain-pemain berpengalaman di squad Milan kala itu. Milan masih mengandalkan Paolo Maldini, Cafu, hingga Dida di lini pertahanan.Â
Di bursa transfer, Milan juga masih mendatangkan pemain uzur lain seperti Favalli (34 tahun) dan Oddo (30 tahun). Hasilnya tentu saja, Milan sukses membalas kekalahan menyakitkan di final UCL 2005 atas Liverpool.
Sepertinya cara lama khas Galliani itulah yang ingin ditiru manajemen Milan saat ini. Yang paling terlihat, manajemen Milan berusaha menjual pemain-pemain yang didatangkan dengan mahal pada periode kepemilikan Milan dibawah Yonghong Li.Â
Ketika itu, Milan yang dimiliki pengusaha tidak terkenal asal Tiongkok itu merekrut total 11 pemain baru yang biaya transfernya hampir mencapai 200 juta euro. Hasilnya? Milan justru tanpa gelar dan kembali mengalami krisis finansial jilid kedua.
Perubahan yang dilakukan Milan bukan perihal langkah transfernya saja, namun juga formasi dan strategi permainan. Pioli yang sebelumnya mengandalkan formasi 4-3-3 mengubahnya menjadi 4-4-2.Â