akhir-akhir ini nilai rupiah terhadap US dollar hinggap di kisaran 10.000 ke atas.
Selain karena naiknya BBM,banyak pihak yang menuding ini semua adalah akibat dari kebijakan bank sentral amerika yang mengurangi obligasi dan menaikkan tingkat suku bunga. Hal ini membuat rupiah mendapat pukulan dari "aksi jual para investor" . sementara dollar semakin manis dan menjadi primadona para investor. Bukan cuma itu saja,ternyata dari dalam negeri permintaan terhadap dollar terutama dari mereka yg memiliki utang luar negeri juga tinggi. hasilnya ? Rupiah babak belur dan meluncur ke angka ceban (10.000) bahkan lebih.
untuk mengatasi kekalahan ini,pemerintah yang sebelumnya baru saja menaikkan harga BBM dan mendapatkan serangan inflasi dalam negeri langsung melakukan aksi heroik lainnya,yaitu menaikkan tingkat suku bunga.
Dengan munculnya inflasi jelas rupiah akan semakin "murah" sehingga kebijakan menaikkan suku bunga ini bertujuan utk mengurangi jumlah uang yg beredar di masyarakat .
apakah efektif ? sebentar,inflasi yang ditandai oleh kenaikkan harga barang ini muncul karena tarikan permintaan yang tinggi dari masyarakat terhadap kebutuhan-kebutuhan pokok terutama karena momen ramadhan dan lebaran. dengan dinaikkannya tingkat suku bunga pemerintah mengharapkan masyarakat tergiur dengan bunga yg ditawarkan sehingga "uang-uang" akan masuk ke bank sehingga jumlah yang beredar menjadi terkontrol, selain itu pemerintah juga berupaya utk menambah pasokan kebutuhan,misalnya seperti daging sapi yg hari ini baru tiba dari australia sebanyak 12 ton . sampai disini saya melihat ini kerennnn... meskipun pak Dahlan komentar ke Bulog "Eh,telat lu..gue udah perintah dari bulan kemaren" tapi setidaknya diharapkan utk harga daging bisa turun . dimana letak kerennnya ? Pertama , kita pake fungsi ini :
Y = S + C (Y = pendapatan ; S = Tabungan ; C = Konsumsi )
dengan naiknya suku bunga,maka diharapkan masyarakat menggunakan sebagian besar pendapatannya utk kegiatan menabung .Jika masyarakat menabung maka uang yg ada di masyarakat jumlahnya terkontrol / terbatas. jika jumlah uang terbatas maka kegiatan konsumsi masyarakat juga turun. Hal ini menyebabkan permintaan akan kebutuhan menurun. sehingga dengan perlahan tapi pasti harga kebutuhan yang tinggi ini akan mencari harga keseimbangan baru, Kita ambil contoh utk yg daging,dengan sedikitnya jumlah permintaan dan di sisi lain ketersediaan daging di pasar yg meningkat setelah impor akan memukul jatuh harga daging. inflasi daging pun LENYAP.
tapi.... hal manis barusan hanya baru mimpi. hanya cateris paribus.
Faktanya ? meskipun suku bunga naik,tapi saat ini momen momok keluarga sedang berkumpul .
Tahun ajaran baru,Ramadhan,Lebaran,Liburan.
Beberapa hal tersebut meningkatkan permintaan masyarakat akan uang,ditambah dengan kenaikkan BBM bersubsidi,uang yg mana lagi yg bisa ditabung ? hahahahaha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H