Istilah ideologi berasal dari bahasa yunani yaitu “idein” yang memiliki arti melihat. Selanjutnya istilah ideologi ini dalam bahasa inggris menjadi idea yang memiliki arti gagasan, cita-cita, konsep, serta kata logia yang berartiajaran.sehingga istilah idiologi adalah ajaran atau ilmu mengenai gagasandan buah pikiran. Sedangkan Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa itu merupakan alat yang sangat tidak memadai untuk berfikir dengan tertib dan untuk melahirkan pendapat (C.P.F.Lecoutere, L. Grootaers). Selain itu, menurut Hamid Hasan Lubis (1993:104), Bahasa sebagai alat komunikasi, kita gunakan untuk berkomunikasi dan menggambarkan fikiran-fikiran dan pengalaman-pengalaman kita. Kita interpretasikan keadaan sekeliling kita dan pengalaman-pengalaman kita dengan bahasa, jadi bahasa yaitu sebuah sistem konsep-konsep. Kenyataan-kenyataan di dunia ini tergambar dalam tiap-tiap bahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, Perancis, Jawa, Batak, dan sebagainya.
Bahasa didunia ini ada bermacam-macam. Tapi, disini saya akan menjelaskan tentang bahasa gaul yaitu merupakan bahasa ABG (Anak Beranjak Gede) yang biasa digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa gaul terus berkembang biak mengikuti perkembangan jaman. Dari masa ke masa makin banyak istilah-istilah baru. Istilah lama yang kini jarang terdengar tanpa sadar telah tidak laku lagi akibat munculnya istilah-istilahbaru. Tidak sedikit kata-kata itu sudah tidak dikenal lagi dan berganti dengan istilah lain yang lebih “funky”. Kata-kata tersebut biasanya merupakan bahasa daerah yang dipelintir atau dipelesetkan artinya.
Dalam buku pengantar ilmu komunikasi karangan Deddy Mulyana disebutkan, bahwa bahasa gaul ini digunakan untuk memproteksi kelompok mereka dari komunitas lain. Sehingga komunikasi yang mereka lakukan, hanya kelompok mereka saja yang mengerti. Hal tersebut menunjukan bahwa remaja dalam kelompoknya membuat tata bahasa tersendiri agar orang lain tidak memahami apa yang dibicarakan atau mungkin agar kelihatan lebih “gaul”.
Kemudian jika dikaitkan dengan Karakteristik perkembangan remaja, sesungguhnya perkembangan bahasa gaul ini di dukung oleh perkembangan kognitif yang menurut Jean Peaget telah mencapai tahap operasional formal. Sejalan dengan perkembangan psikis remaja, sebetulnya mereka sedang berada pada fase pencarian jati diri, pada tahap ini kemampuan berbahasa pada remaja mulai berbeda meskipun terkadang menyimpang dari norma umum. Oleh karena demikian kondisi remaja pada tahap ini merupakan kondisi paling sulit antara berbuat “sama” atau “tidak sama” dengan teman-temannya, jika mereka berbahasa “tidak sama” artinya mereka tidak akan dapat diterima dikelompoknya atau mungkin dikatakan sebagai “remaja kolot”.
Sebagai contoh:
Remaja A:Eh liat tu cewek kece badai ?
Remaja B:Kece badai? apa artinya?
Remaja A:“masa ga tau, ah lo ga gaul ah”
Kata “ah, lo ga gaul ah” itu sama artinya “lo bukan temen gue!”. Jadi, Berdasarkan pengamatan sehari-hari, sebetulnya tidak semua remaja menyukai bahasa gaul, beberapa dari mereka menggunakan bahasa gaul ini hanya untuk diterima di lingkungannya, banyaknya tekanan eksternal dan pergumulan dalam diri remaja menyebabkan mereka semakin tidak mengetahui jati diri mereka. Kegelisahan seperti inilah yang sering disebut oleh remaja sekarang sebagai “kegalauan”, kegelisahan dimana remaja harus mampu mencari jati diri menuju dewasa. Selain itu istilah “galau” ini bisa dikatakan sebagai suatu perasaan yang tidak menentu mengenai suatu hal, dan ini berlaku untuk setiap situasi baik masalah pertemanan, masalah cinta, sekolah, keluarga dan lain-lain.
Pada masa “galau” ini beberapa remaja mencoba mereduksi perasaan tertekan, kecemasan, stress ataupun konflik dengan melakukan mekanisme pertahanan diri, baik yang ia lakukan secara sadar atau pun tidak. seperti yang diungkapkan oleh Freud: “Such defense mechanisms are put into operation whenever anxiety signals a danger that the original unacceptable impulses may reemerge (Microsoft Encarta Encyclopedia 2002)”. Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan diri (defence mechanism) untuk menunjukkan proses tak sadar yang melindungi si individu dari kecemasan melalui pemutarbalikan kenyataan. Pada keadaan ini terkadang remaja secara sadar maupun tidak sadar melakukan penipuan diri agar mereka merasa aman, nyaman, dan merasa dalam lingkungan “yang mau mengakui eksistensi mereka”, biasanya mereka mengatakan “ini genk aku, aku nyaman dengan mereka dan teman-teman aku mengenal siapa aku”. Ada yang pura-pura gaul, pura-pura suka, pura-pura eksis, dan hal ini biasanya dilakukan untuk memperlihatkan bahwa mereka sebagai remaja memiliki pemikiran mandiri dan merasa bahwa pemikiran dan keinginannya layak dipertimbangkan oleh orang dewasa.
Beberapa Ragam Bahasa Gaul
1.Anjonjeng
Awalnya kata tersebut adalah sebuah kata makian yang berasal dari nama hewan yaitu “anjing” yang akhirnya diplesetkan menjadi anjongjeng. Kata tersebut juga kini digunakan sebagai lambang pujian terhadap orang lain yang dilihat sukses. Kata ini bhanya biasa digunakan kota sorong. Misalnya, ada seorang teman yang berhasil dalam suatu tantangan atau suatu perlombaan, maka dengan reflekx teman yang lain akan berkata” anjongjeng, ko menang e” seperti itu.
2.Tra kosong
Kata tersebut padaa umumnya hanya berlaku di kota sorong, di mana ketika seseorang bangga terhadap temannya, dan ingin mengungkapkan rasa bangga tersebut, dengan berkata “ teman, ko tra kosong”. Maksudnya adalah, seseoarang yang dianggap “tra kosong” itu mempunyai sesuatu atau kelebihan yang bisa membuat orang lain bangga terhadapnya.
3.Jayus
Saya tadinya mengira kata ini merupakan singkatan, namun setelah saya telusuri, ternyata bukan. Arti sebenarnya adalah lawakan atau tingkah laku yang maunya melucu tapi tidak lucu. Istilah Jayus populer di tahun 90-an dan masih sesekali digunakan di masa kini. Dari cerita mulut ke mulut, konon ada seorang anak di daerah Kemang bernama Herman Setiabudhi yang kerap dipanggil Jayus oleh teman-temannya. Jayus sendiri adalah nama ayah dari Herman (lengkapnya Jayus Kelana) yang seorang pelukis di kawasan Blok M. Herman alias Jayus terkenal sebagai anak yang sering melawak tapi lawakannya kerap kali tidak lucu.
4.Begichu/Begicyu
Biasanya kata ini disebutkan dengan penekanan di bagian belakang (yaitu memonyongkan bibir). Kata ini sendiri digunakan secara tidak sengaja oleh seorang anak kecil bernama Saipuddin, 3 tahun, asal Madura. Kata ini kemudian banyak dipopulerkan oleh artis. Salah satunya adalah Titi DJ.
5.Meneketehe
Kata ini sebenarnya berasal dari kata “Mana Kutahu” dan diplesetkan oleh Tora Sudiro sekitar awal tahun 2000an, di acara Extravaganza TransTV. Istilah itu cukup populer dan saat ini cukup sering digunakan orang.
6.Getho Loh
Kata ini berarti “Demikian/Begitu”, yang merupakan penekanan dari sebuah penjelasan yang disampaikan oleh sang pembicara. Kata ini cukup terkenal di tahun 2007, karena sering digunakan oleh para penyiar radio (terutama radio anak muda) setiap kali selesai menjelaskan sesuatu. Kata ini makin populer manakala sering digunakan dalam berbagai percakapan yang bernada jenaka (sekaligus norak) di berbagai acara televisi.
7.Secara
Kata ini sebenarnya adalah bahasa Indonesia, yang bermakna “Adalah”. Namun kata ini menjadi populer di tahun 2006-an dikalangan siswa-siswi SMU yang menggunakan kata ini sebagai kata ganti “Karena/Soalnya”. Sesekali pula digunakan sebagai sisipan tanpa makna (hanya sebagai penekanan pada kalimat yang mereka katakan). Contoh pemakaiannya :
A = Gua gak bisa ke rumah lo neh hari ini, secara bokap gue lagi sakit.
B = Ya… gimana dong? Secara gue ini kan gaul…
8.WIL dan PIL
Merupakan singkatan dari Wanita Idaman Lain dan Pria Idaman Lain. Tidak jelas siapa yang mempopulerkan istilah ini, namun saya menemukan kata-kata ini sering digunakan dalam penulisan di majalah2 di era awal 2000-an. Kedua kata itu biasa digunakan untuk menjelaskan wanita atau pria simpanan/selingkuhan.
9.Ajib
Artinya Enak, Asyik, atau Klabing. Kata ini mulai populer di tahun 90-an tatkala musik trance dan narkoba jenis shabu-shabu baru mulai populer. Kata ini biasanya digunakan oleh para penikmat kedua hal itu. Istilah ini diambil dari suara hentakan tempo musik trance yang kalo didengar dengar teliti memang terdengar seperti “Ajib, ajib…. ajib, ajib….”.
10.Jablay
Kata ini dipopulerkan oleh Titi Kamal saat menyanyikan lagu berjudul sama dalam film Mendadak Dangdut (2006). Merupakan singkatan Jarang Dibelai yang mengandung arti lebih jauh sebagai ungkapan hati seorang wanita yang jarang mendapatkan belaian kasih sayang kekasihnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H