Mohon tunggu...
Muhamad Irfan Nurdiansyah
Muhamad Irfan Nurdiansyah Mohon Tunggu... Relawan - Manajemen Bencana

Saya adalah orang yang tertarik pada bidang ilmu kebencanaan. Berpengalaman 7 Tahun bekerja di LSM bidang kebencanaan. Beretos kerja tinggi dan berpengalaman memimpin tim dalam banyak proyek sosial. Saat ini menempuh pendidikan Magister Manajemen Bencana di Universitas Gadjah Mada.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Indonesia Negara Bencana tapi Kekurangan Ahli Bencana?

3 Juli 2024   11:18 Diperbarui: 3 Juli 2024   11:41 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor Sekertariat PSBA UGM di jl Mahoni C 16 Bulaksumur, Yogyakarta, 55284/Dok. pri

Indonesia Negara Rawan Bencana
Indonesia merupakan salah satu negara dengan risiko bencana alam tertinggi di dunia. Berdasarkan data dari United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNISDR) pada tahun 2023, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan risiko bencana tsunami tertinggi, dengan sekitar 5.402.239 orang yang berpotensi terdampak. Selain itu, World Risk Index 2023 menempatkan Indonesia di posisi kedua sebagai negara paling rawan bencana dengan skor 43,5 dari 100. Data ini mencerminkan tingkat kerentanan Indonesia terhadap berbagai jenis bencana alam, mulai dari gempa bumi hingga tsunami, serta bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor. Kondisi geografis dan geologis Indonesia yang unik menjadikannya salah satu daerah yang paling dinamis dan berbahaya di dunia dari segi risiko bencana. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana di Indonesia untuk melindungi populasi yang besar dan beragam.

Mengapa Indonesia Rawan Bencana
Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik, wilayah yang dikenal dengan aktivitas tektonik tinggi, termasuk gempa bumi dan erupsi gunung berapi. Selain itu, posisi geografis Indonesia yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik utama (Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik) menjadikannya sangat rentan terhadap gempa bumi dan tsunami. Aktivitas vulkanik di Indonesia juga sangat tinggi, dengan lebih dari 130 gunung berapi aktif yang dapat meletus kapan saja. Faktor-faktor ini, ditambah dengan kondisi iklim tropis yang memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor, membuat Indonesia menjadi salah satu negara paling rawan bencana di dunia. Keadaan ini memerlukan pemahaman yang mendalam dan kesiapan yang tinggi dari masyarakat serta pemerintah untuk menghadapi berbagai kemungkinan bencana yang dapat terjadi kapan saja.

Indonesia Kekurangan Ahli Bencana
Meskipun risiko bencana di Indonesia sangat tinggi, jumlah ahli dalam bidang penanggulangan bencana masih sangat terbatas. Banyak institusi pendidikan dan penelitian belum memiliki program yang cukup untuk melatih tenaga ahli di bidang ini. Data dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Indonesia pada tahun 2023 menunjukkan bahwa hanya sedikit universitas yang menawarkan program studi khusus terkait kebencanaan. Jumlah lulusan di bidang ini masih jauh dari mencukupi untuk memenuhi kebutuhan negara yang terus berkembang dan berisiko tinggi. Kurangnya tenaga ahli ini berdampak pada efektivitas penanggulangan bencana, baik dalam hal mitigasi, respons, maupun pemulihan pasca-bencana. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas pendidikan dan pelatihan di bidang kebencanaan menjadi sangat penting untuk memperkuat sistem penanggulangan bencana nasional.

Minimnya Literasi Bencana di Indonesia
Literasi bencana di Indonesia masih tergolong rendah. Survei yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun 2024 menunjukkan bahwa banyak masyarakat belum memahami langkah-langkah dasar yang harus diambil saat terjadi bencana. Selain itu, edukasi tentang kebencanaan di sekolah-sekolah masih belum memadai, dan informasi tentang penanggulangan bencana belum merata di seluruh daerah. Banyak masyarakat yang belum mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk memitigasi risiko bencana atau bertindak saat bencana terjadi. Kurangnya literasi ini menyebabkan masyarakat lebih rentan terhadap dampak bencana yang sebenarnya dapat dicegah atau diminimalisir dengan pengetahuan yang tepat. Upaya untuk meningkatkan literasi bencana melalui pendidikan formal dan informal sangat diperlukan agar masyarakat dapat lebih siap menghadapi berbagai jenis bencana.

Pentingnya Pusat Studi Bencana di Indonesia
Untuk mengatasi berbagai tantangan terkait bencana, Indonesia sangat memerlukan pusat studi bencana yang dapat mengembangkan penelitian dan teknologi dalam mitigasi bencana. Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada (PSBA UGM) adalah contoh lembaga yang berkomitmen untuk mengurangi risiko bencana melalui pendekatan multidisiplin. PSBA UGM mendukung program pembangunan nasional yang berkelanjutan dan terus berupaya meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana melalui penelitian dan pengembangan IPTEK kebencanaan. Dengan beragam kegiatan penelitian, pelatihan, dan pengembangan teknologi, PSBA UGM berperan penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih siap dan tangguh terhadap bencana. Keberadaan pusat studi seperti PSBA UGM sangat vital untuk mendukung upaya penanggulangan bencana yang efektif dan berbasis ilmiah di Indonesia.

Kantor Sekertariat PSBA UGM di jl Mahoni C 16 Bulaksumur, Yogyakarta, 55284/Dok. pri
Kantor Sekertariat PSBA UGM di jl Mahoni C 16 Bulaksumur, Yogyakarta, 55284/Dok. pri


PSBA UGM sangat membantu Indonesia dalam bidang bencana melalui berbagai penelitian multidisiplin, pelatihan dan simulasi, pengembangan teknologi, edukasi masyarakat, serta kerja sama dengan lembaga nasional dan internasional. Semua upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan ketahanan masyarakat serta mengurangi risiko dan dampak bencana. Dengan dukungan dari lembaga seperti PSBA UGM, Indonesia dapat membangun sistem penanggulangan bencana yang lebih kuat dan efektif, yang pada akhirnya akan melindungi jutaan nyawa dan memperkuat ketahanan nasional terhadap berbagai ancaman bencana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun