"Pakeeet!" Sebuah seruan khas yang dibarengi ketukan pada pagar, yang selalu sukses membuat saya membalas dengan "yaaa", sambil menarik senyum lebar-lebar dan berlari tergesa dari kamar menuju halaman rumah. Padahal, telat menyambut barang 5-10 detik saja tidak akan membuat abang kurir JNE kemudian lantas pergi begitu saja.
Memang dorongan kebahagiaan dapat memberi energi lebih yang terkadang berada di luar logika. Lalu sesederhana itulah JNE memberikan kebahagiaan untuk saya. Entah sejak kapan, notifikasi tibanya paket menjadi salah satu bunyi-bunyian indah di muka bumi. Apalagi saat pandemi. Sepertinya suara itu bertambah kemampuannya dalam memberikan rasa senang bagi kami-kami yang tekun seharian sampai bosan di depan beragam perangkat layar.
Sudah sekitar sepuluh tahun terakhir saya menggunakan jasa JNE untuk berkirim pesan sayang dan rindu melalui buah tangan khas setempat dengan sanak keluarga jauh. Lebih banyaknya lagi, untuk mengantarkan kebahagiaan pada diri sendiri. Caranya? Dengan berbelanja online mulai dari benda sederhana yang sebetulnya bisa didapat di swalayan terdekat, hingga barang-barang ajaib yang bahkan saya sendiri baru tahu kalau benda tersebut ada yang menciptakan.
Sebetulnya, buat saya sendiri, kebahagian itu tidak hanya hadir ketika menunggu pesanan datang, tapi juga tumbuh dan meletup di hati, ketika saya mendapat notifikasi barang jualan saya telah selamat dikirim sampai tujuan. Baik melalui fitur cek resi di aplikasi JNE, ataupun dari platform e-commerce tempat saya mencari cuan. Itu artinya, ada pundi-pundi rupiah yang bisa saya tarik pada akhir pekan.
Iya, setelah sepuluh tahun hanya berkegiatan bersama JNE yang sifatnya konsumtif, barulah satu setengah tahun ke belakang terpikir untuk menambah peran sebagai pedagang online yang katanya bisa mencapai omzet ratusan juta rupiah dalam sebulan. Satu tahun kemudian, yang tadinya "katanya" pun hampir jadi kenyataan. Karena memang kini total omzet penjualan bulanan saya di beberapa e-commerce sudah berhasil mencapai angka dua digit di depan enam angka nol. Belum sampai seperti yang banyak pengusaha online ceritakan di success story-nya di Youtube. Tapi setidaknya, hal tersebut terlihat jauh lebih dekat dari sekadar kisah khayal semata.
Masa sepuluh tahun memang hanya sepertiga dari usia tiga dekade JNE yang jatuh pada akhir tahun 2020 ini. Tidak muda, tapi juga tidak bisa disebut tua. "Matang" mungkin adalah kata yang cocok untuk menggambarkan anak tangga tempat JNE berdiri hari ini. Mantap dalam gerak, bijak dalam bersikap. sigap berbagi kebahagiaan ke berbagai tempat dalam sekejap.
Dari seller yang gembira, hingga ke customer yang berbahagia. Maka sempurna lah tagline JNE yang berbunyi "connecting happiness". Dengan senyuman lebar, para pelapak online seperti saya mengemas barang pesanan dan mengantarkannya ke gerai terdekat. Barang diterima oleh tangan-tangan riang, lalu dibawa oleh orang terbaik yang melaju di atas roda-rodanya dengan girang. HIngga sampailah ia di depan sebuah pintu yang menyambutnya dengan sangat senang.
Akhirnya, meluncurlah lima bintang ke kolom penilaian transaksi dengan perkataan "Terima kasih, pengiriman cepat, barang ori, kualitas oke, pesanan sesuai gambar, recommended seller nih abang." Â Pesanan tuntas, customer dan seller puas. Kemudian kebahagiaan pun saling terhubung dan berulang. Makanya, semua komponen yang berada di dalamnya pun menjadi elemen tak tergantikan dari rantai kebahagiaan.
Bicara soal berbagi kebahagiaan. Kebahagiaan adalah hal yang ketika diberikan, iya tidak akan berkurang, justru malah bertambah. Hal ini yang sebetulnya terasa begitu penting selama pandemi ini berlangsung. Saling menguatkan dengan berbagi, memberi, dan menyantuni. Karena cukup banyak yang berada di sekeliling kita roda perekonomiannya harus melambat, bahkan terhenti. Bila JNE melakukannya dengan cara memberi dan menyantuni langsung kepada anak yatim dan kaum dhuafa lainnya.
Kita pun bisa melakukan hal serupa, serta mendukung keberlangsungan ekonomi, dengan saling membeli, mengonsumsi, dan mempromosikan usaha lokal. Mulai dari bisnis makanan kawan-kawan kita yang terpaksa kerjanya harus berhenti, ataupun berbagai brand lokal yang mempunyai ratusan karyawan untuk dihidupi. Itulah bisnis yang sejati, umurnya tak lekang ketika menghidupi serta dihidupi oleh banyak orang. Seperti JNE yang menyambungkan lingkaran kebahagiaan yang tak pernah mati.