Mohon tunggu...
Irfan Nf
Irfan Nf Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bocah Ojek Payung

29 September 2016   12:42 Diperbarui: 29 September 2016   12:52 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangerang - Hujan deras yang mengguyur Kota Tangerang pada Jumat (23/09) siang. Sebagian orang yang tak siap seketika berlari demi melindungi diri dari basah. Tidak bagi Fahri, siswa kelas 5 SD Negeri sukasari 4, Babakan Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.

Kaki kecilnya berlari begitu cepat. Matanya berbinar memancarkan semangat. Sambil mengembangkan payung besar yang dibawanya dari rumah, ia berusaha menawarkan payung itu kepada para mahasiswa Universitas Syekh Yusuf yang ingin sekedar kedepan kampus untuk  memfotocopy, membeli makanan dan sebagainya. seribu rupiah sampai dua ribu rupiah dapat di terimanya saat melakukan ojek payung tersebut. 

"Payung, kak." kata Fahri  yang menawarkan jasanya kepada salah satu mahasiswa.

Bagi Fahri, musim hujan yang tiba seperti sekarang ini merupakan sumber berkah tambahan. Ia melakoni pekerjaan sebagai pengojeg payung sejak kelas 3 SD. Ia mulai menawarkan jasanya seusai pulang sekolah hingga hujan berhenti. Atas jerih payahnya, ia memperoleh penghasilan kurang dari Rp 20 ribu per hari.

"Pulang sekolah saya memang biasanya bermain dengan teman-teman. Dan dimusim hujan seperti sekarang ini saya masih bisa bermain dengan teman-teman sekaligus menyewakan payung kepada yang membutuhkan." ucap Fahri.

Anak berambut ikal itu mengaku sengaja mengojek demi mendapat tambahan uang jajan. Lagipula ia bekerja berkelompok dengan lima  teman-temannya yang bersekolah di sekolah yang sama dan tempat tinggal yang tidak begitu jauh dengan kampus sehingga mereka sering menunggu di depan kampus untuk menawarkan jasanya.

Menurut Fahri, orangtuanya tidak pernah melarangnya untuk bekerja asalkan harus tetap berhati-hati karna jalanan yang licin dan ketika ada petir harus berteduh dahulu.

"Orangtua tahu tapi enggak pernah ngelarang asalkan harus berhati-hati." ucap fahri. (INF)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun