Mak, izinkan ujang menjadi Ustad.
biar ujang bisa kawini ningsih, biduan kampung itu,
biar ujang bisa tampil di televisi.
Lalu ujang bakal buka klinik pengobatan,
akan ujang suruh mereka membeli mahar obat
buat menyembelih sapi,
buat memindahkan santet,
biar air jampi yang Ujang ludahkan ke wajah-wajah mereka,
menyembuhkan kosong hati mereka.
Lalu ujang akan ajak nikah siri, artis-artis sinetron
biar mereka insaf
biar mereka tak lagi mengumbar aurat,
lalu kami akan menikah, membina rumah tangga yang katanya mesti
sakinah.
Dan Ujang akan berduet dan membikin album religi.
Mak akan bangga melihat Ujang bersorban bergamis berjoget dan bernyanyi
0rang-orang akan mengundang Ujang
anak-anak akan menyanyikan lagu-lagu ujang.
Lalu Ujang akan juga main film,
Ujang akan terkenal.
Ujang akan dikagumi.
Jika sudah begitu, Mak, ujang akan nyaleg.
Syukur-syukur nyapres.
Mak akan lihat Ujang di baligho-baligho, Mak akan berdecak kagum karena Ujang
bisa duduk di kursi senayan.
Jika sudah begitu, Mak, Ujang akan menyempurnakan
dakwah Rasul melalui berdagang,
kecil-kecilnya bisnis impor kepala sapi,
besar-besarnya membeli propinsi Banten.
Lalu Ujang bisa poligami,
maharnya sedan built in yang digelapkan di Priok,
pondoknya apartemen Jakarta berlapangan golf.
Lalu jika orang-orang menghinakan kita lagi, Mak,
biar ujang suruh dia bersujud
dan meminta maaf
karena ujang sudah ustad.
Bolehkan, Mak, ujang jadi ustad?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H