Sebelum matahari  membangunkan para dedaunan hijau
Ketika tetes embun bertebaran di halaman bumi
Kau telah menyapa lebih dulu pada segenap jiwa
Tentang hari hari indah menjelang pelangi tiba
Saat tiba sang surya di ujung batas kastil Persia
Kau (Puteri Rania) Â tengah bernyanyi, memukau dewa dewi
Yang datang dengan sebingkis lelah dan cerita
Sore di ufuk timur, para kawanan ababil berkumpul
Mengendap-endap sepanjang lintas atap bumi yang merona
Gerakan sayapnya  melukis cakrawala
Menyambut kala senja di  halaman kastil Persia
Lalu menjelang terbenamnya, di langit langit sang Raja
Kau sedang asik bermain bersama penari latar bermahkota
Hiaskan renda-renda yang terbingkai indah penuh pesona
Sekelompok serdadu berpakaian sutra berjalan irama detak
Dilengkapi sepasang belati dan peluru kecil sang dewa
Mereka mengintai tajam melalui mata penyusup berkelas
Menemani kala senja di kastil Persia
Detik mulai berani untuk bergerak cepat
Ketika semua hilang, keindahan pun demikian
Suara dari berbagai arah bergema
Kala senja melukis langit kastil Persia
Ketika malam menjemput  dengan iringan kereta kencana
Kau kenakan gaun putih  mewangi semerbak melati
Menuju kastil, sigapnya tentara berseragam romawi
Memberikan alas karpet merah menjagamu hati hati
"Malam peri kecil, kau terlihat seperti tuan putri klasik Persia,"puji selir istana
"kau seperti cahaya di halaman kelam saat perang masih meluas,"lanjutnya
"aku hanya seorang dara yang bermimpi untuk kekal di Firdaus-Nya"
"sebab, Â aku tak lebih dari sosok biasa yang belajar sempurna meski tak selayaknya istimewa",jawabnya.
Rasi bintang masih tertidur nyenyak
Baskara mulai beranjak pamit dari para klorofil buana
Pelangi tak jua datang memberi salam puitis pada penyair masa
Melengkapi sunyi di pelataran kastil Persia
Ttd,
Muhammad Irfan Fauzi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H