Mohon tunggu...
Irfan Kharisma Putra
Irfan Kharisma Putra Mohon Tunggu... Dosen - Lecture, Konsultan Manajemen Strategi, Kewirausahaan Desa, Awardee Beasiswa Pendidikan Indonesia 2023 Mahasiswa Program Doktor Ilmu Manajemen UNAIR

Ketertarikan sebagai konsultan UMKM, Desa Wisata, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Manajemen Strategi, Kewirausahaan Desa dan Digital Marketing

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Dissenting Opinion sebagai Upaya Membangun Brand Image Organisasi

27 November 2023   06:25 Diperbarui: 27 November 2023   06:30 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Beberapa pekan ini, kita sering mendengar istilah dissenting opinion atau biasa dikenal pendapat berbeda. Perbedaan ini cenderung dekat dengan perspektif negatif. Sederhananya, dissenting opinion merupakan perbedaan pendapat atau opini yang dibuat oleh satu atau lebih anggota.

Hal ini justru berlawanan jika kita gunakan dari perpektif manajemen bisnis. Dissenting opinion dalam manajmen bisnis digunakan sebagai upaya membangun dan menjadi sarana berharga untuk memperkuat dan memperbaiki brand image.

Sebenarnya teori dissenting opinion ini merupakan konsep yang diterapkan dalam konteks hukum, terutama dalam sistem hukum berbasis common law. Pada perkembangnya teori ini juga diadopsi dari sisi manajemen organisasi.

Dalam konteks manajemen bisnis, dissenting opinion merujuk pada pandangan atau pendapat yang berbeda yang mungkin muncul di antara anggota tim manajemen atau staf terkait keputusan strategis atau taktis yang berdampak pada brand image.

Dalam proses membangun brand image, penting bagi manajemen untuk tidak hanya mendengarkan perspektif positif atau pandangan yang sejalan, tetapi juga mempertimbangkan dissenting opinion.

Salah satu alasan mengapa dissenting opinion dapat berkontribusi pada membangun brand image yang kuat adalah karena hal itu membantu mencegah "groupthink" atau kecenderungan kelompok untuk merasa terlalu percaya diri atau tidak kritis terhadap ide-ide mereka sendiri.

Dengan adanya dissenting opinion, manajemen dipaksa untuk menguji argumen dan asumsi mereka secara lebih kritis. Ini dapat membantu mencegah kesalahan atau keputusan yang terlalu impulsif yang mungkin merusak citra merek.

Dissenting opinion juga dapat membantu manajemen untuk memperbaiki kelemahan atau masalah yang mungkin terjadi dalam strategi atau taktik yang sedang dijalankan. Dengan mendengarkan pandangan yang berbeda, manajemen dapat mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dengan cepat dan efektif. Ini dapat membantu memperbaiki brand image dan menghindari kerugian atau kontroversi yang dapat merugikan reputasi perusahaan.

Organisasi yang aktif mencari dan mempertimbangkan dissenting opinion juga dapat membangun reputasi sebagai pemimpin berpikir yang mencari cara-cara inovatif untuk mengatasi tantangan dan peluang.

Oleh karenanya, penting bagi manajemen untuk mengelola dissenting opinion dengan bijaksana. Manajemen harus menciptakan budaya yang mendukung dialog terbuka dan konstruktif, di mana anggota tim merasa aman untuk menyampaikan pendapat yang berbeda tanpa takut akan konsekuensi negatif.

Dissenting opinion harus dipandang sebagai kontribusi konstruktif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keputusan dan memperbaiki citra merek, bukan sebagai ancaman atau hambatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun