*Gundulnya Hutan Mappetajang
(Dulu Gunung itu Hijau, Rimbun dan menyejukkan. Itu dulu, sebelum Perambah menggantinya dengan Rupiah)
-----------------------------------------
Irfan Khaeruddin---Belopa
Label paru-paru dunia pernah kita sandang, ketika hutan yang terbentang dari Sabang sampai Marauke masih mampu mengolah karbondioksida menjadi Oksigen. Cerita itu masih kita dengar sepuluh tahun yang lalu. Kisah berbeda bisa kita lihat saat ini, kebanggaan sebagai penyuplai oksigen terganti dengan hitamnya langit di negeri akibat pembakaran hutan.
Cerita asap Kalimantan yang menyebar aib di Malaysia dan Singapura bukan hal baru. Setidaknya 10 tahun terakhir, cerita disajikan dalam babakan berita yang terus memancing emosi, mulai dari kutukan kepada para perambah, sampai pesohor negeri yang mengatakan kedua 'tetangga' itu tidak bersyukur karena telah menikmati rimbunnya hutan Kalimantan.
Perambahan hutan bukan fenomena baru, di Luwu aksi menjarah keberlangsungan hidup melalui pengundulan hutan juga bukan kisah baru. Bahkan perambah seolah mempertontonkan kelakukan tersebut didepan mata para pengambil kebijakan, hutan Mappetajang misalnya. "Padahal kalau pejabat naik motor tentu mereka lihat, karena lokasinya berada dipinggir jalan," tutur Anggota DPRD Luwu, Baso saat melakukan investigasi maraknya perambahan hutan.
Kita tentu tidak ingin menjadi bagian dari sejarah yang mewariskan 'marahnya' alam kepada generasi penerus. Cukup Banjir Suli setiap tahunnya, Nyawa melayang di Bukit Sutra tahun 2006 silam akibat longsor menjadi isyarat Ganasnya alam kepada mereka yang coba bermain - main dengan hutan, ataukah memang kepedulian kita mulai silau oleh beningnya rupiah disetiap kubik kayu yang kita ambil.
Tapi cukupkah para perambah yang disentuh hukum, apakah tidak ada orang yang bermain dibelakang layar, Menikmati setiap rupiah yang mengalir. Sementara nikmatnya rupiah berbanding lurus dengan ancaman banjir dan longsor akibat kemurkaan alam. Perambah yang berada di Hotel Prodeo mungkin telah bernyanyi, senandungnya tentu memicu pilu.
Bupati Luwu Andi Mudzakkar dengan tegas meminta perambah hutan diwilayahnya untuk ditangkap. "Saya apresiasi pihak kepolisian yang terus memburu perambah hutan, dan telah mengamankan sejumlah pelaku. Saya minta agar setiap permbah hutan di kabupaten Luwu bisa ditangkap," ujar orang nomor satu di Kabupaten Luwu itu, saat sidang paripurna penetapan APBD Luwu pekan lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H