Mohon tunggu...
Irfan Fauzi
Irfan Fauzi Mohon Tunggu... Guru - Berbagi tanpa harus mencaci

seorang pembelajar dan murid bagi banyak guru

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengejar Sunrise Puncak B29

6 Juli 2015   11:09 Diperbarui: 6 Juli 2015   11:09 1611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Waktu itu (5/6/2015), masa belajar saya di Pare Kediri sudah hampir habis. Saya berinisiatif untuk mengajak teman - teman seperjuangan di Pare untuk berwisata ke alam terbuka sebelum kita kembali ke kampung halaman masing-masing. Setelah berdebat cukup alot mengenai tempat dan waktu untuk berwisata, akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Puncak B-29. Sebuah puncak gunung yang berada di desa Argosari, Senduro, pegunungan Tengger, Lumajang.

Perjalanan dari Kediri ke Lumajang

Kami berangkat ber-enam menggunakan tiga sepeda motor. Saya dan Yudi berboncengan; Ajin, (alumnus UNHAS Makasar) berboncengan dengan Finda (alumnus Univ. Negeri Malang), sedangkan Hamdan (Alumnus UNSRI Palembang) berboncengan dengan Ima (alumnus UNESA). Oh ya, kami berenam kenal saat kursus di Kresna, salah satu lembaga kursus bahasa inggris di Pare.

Setelah persiapan dirasa cukup seperti persediaan makanan, minuman, dan alat-alat camping lainnya, pagi itu sekitar pukul 10.30 WIB kami berangkat. Rute yang kami tempuh melalui Pare-Jombang-Mojokerto-Pasuruan-Bangil-Probolinggo-Lumajang-Senduro-Argosari. Berdasarkan perkiraan kami, waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke lumajang adalah 4 jam. Tapi, faktanya benar-benar jauh diluar dugaan kami. Setelah menempuh empat jam kami baru sampai kabupaten Mojokerto. Meskipun sebenarnya kami sempat istirahat untuk shalat Jum’at sejenak di Kabupaten Jombang.

Sungguh, perjalanan dari Mojokerto menuju Lumajang masih sangat Jauh. Saat waktu ashar sudah lewat (pukul 15.30 WIB), kami baru sampai di Kabupaten Pasuruan. Padahal kami sudah memacu gas motor konstan berada pada kecepatan 80-85 km/jam. Meski demikian, karena kami sudah terlalu jauh untuk pulang, mau tidak mau kami meneruskan perjalanan meski dengan fisik yang lelah serta motor yang panas. Kammi tetap melaju stabil. Akhirnya setelah menempuh perjalanan kurang lebih 8 jam kami sampai di perbatasan Kabupaten Lumajang, berbarengan dengan waktu Magrib tiba. Kami shalat magrib sejenak di masjid serta mengisi perut yang sedari siang belum diisi di warung nasi goreng pinggir jalan.Hanya sepiring nasi goreng merah dengan rasa yang cukup aneh yang mengisi perut kami malam itu. Kurang lebih pukul 19.30 WIB kami kembali melanjutkan perjalanan menuju kawasan pasar Senduro. Sejam kemudian kami sudah berada di kawasan Pasar Senduro. Jalan yang kami lewati mulai menanjak perlahan, hingga beberapa kali kami lewati tanjakan curam yang disisinya terdapat kawasan pepohonan pinus.

Pukul 21.00 WIB kami tiba di pertigaan antara arah Ranupani Gunung Semeru serta arah puncak B-29. Kami memilih jalan lurus menuju Puncak B-29. Setelah beberapa menit kami memasuki area perhutanan. Jalannya terbuat dari tanah becek yang habis diguyur hujan. Tidak ada penerangan sama sekali. Suasana area itu sangat gelap, hanya sedikit suara serangga- serangga hutan. Kami punya firasat buruk, meskipun jalan yang ditunjukkan “plang” sudah benar. Akhirnya kami memutuskan balik arah, dan mengendarai motor ke arah pemukiman warga di Pasar Senduro.

Pukul 21.30 WIB, suasana desa sudah sunyi. Hanya beberapa motor yang dikendarai remaja-remaja melintas di jalanan desa. Kabut putih mulai turun menambah hawa dingin malam itu.Rintikan hujan pun perlahan semakin ramai menghujani kami. Finda dan Ima berinisiatif untuk bertanya ke warga sekitar. Akhirnya, kami dipersilahkan masuk ke dalam sebuah rumah warga. Mereka sangat ramah dan baik kepada kami, yang pada malam itu benar-benar kedinginan dan sedikit basah. Ada dua Bapak-bapak (Bapak yang lebih tua berumur sekitar 50an dan Bapak yang tampak lebih muda berumur sekitar 30an) dan seorang Ibu beserta balita yang malam itu kebetulan sedang berbincang di ruang tamu. Kami pun duduk lesehan setelah menyalami mereka dan memperkenalkan diri.

Kopi hitam hangat segera disuguhkan dihadapan kami. Padahal kami baru saja kenal beberapa menit yang lalu. Sebelum keburu dingin, Yudi dan Ajin segera meminum kopi hitam itu perlahan. “sruuuupp,,ahh..” suara seruputan kopi Yudi dan Ajin terdengar cukup renyah. Saya pun turut mencoba. Lumayan, setidaknya segelas kopi hitam bisa menghangatkan tubuh.

Ima dan Finda berbincang dengan kedua bapak tersebut danmenyampaikan maksud bahwa kami sedang menuju Puncak B-29. Bapak yang terlihat lebih tua,-saya lupa namanya- kemudian memberikan kami petunjuk agar bisa sampai di Puncak B-29 melalui jalur yang aman. Mereka tentu bercakap dengan bahasa Jawa khas Jawa Timur. Saya sedikit paham, tapi banyak tidak pahamnya. Kami –para cowo- hanya berbincang-bincang dengan si Ibu dan bermain dengan si kecil yang asik duduk dipangkuan Ibunya.

Waktu sudah larut, hampir jam sepuluh malam. Sedangkan menurut keterangan Bapak yang agak tua, untuk mencapai basecamp Puncak B-29 kurang lebih memakan waktu 2 jam perjalanan menggunakan motor. Kami tak mau terlalu larut sampai di basecamp, disamping itu kami juga tak enak jika bertamu terlalu larut. Setelah di beri nomer ponsel adiknya si Bapak yang lebih tua, yang kebetulan dia menyediakan tempat parkir di dekat basecamp, kami segera pamit dan langsung meluncur sesuai arahan kedua Bapak yang ramah tersebut.

Trek Terjal Pasar Senduro Menuju Argosari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun