Bagaimana sikap assertive diterapkan? Secara sederhana dapat kita biasakan dengan mengucapkan kata "maaf" dan "terimakasih". Kata "maaf" digunakan saat kita memiliki kesalahan ataupun saat ingin mengingatkan orang lain. Kata "terimakasih" kita gunakan saat mendapatkan bantuan sekecil apapun atau saat orang lain yang melakukan kekhilafan lalu berubah, maka ucapkanlah terimakasih. Kedua kata ini memiliki efek yang sangat baik jika dibiasakan sejak dini. Kata maaf, yang diikuti oleh kalimat kritik atau pun peringatan berarti menegur atau mengkritik dengan tegas namun sopan.
Laiknya di sekolah kami, Sekolah Alam Natur Islam, anak-anak sudah terbiasa dengan kedua kata super tersebut. Jika ada temannya yang mengganggu, maka dengan sopan dan tegas, si anak akan berucap, "Maaf, aku tidak nyaman, Tolong, tidak mengganggu ku lagi". Di lain waktu saat sang anak berbuat kesalahan, lalu ada temanya yang mengingatkan, tidak segan si anak tersebut akan berucap "terimakasih, sudah mengingatkan". Hal -- hal demikian jika dibiasakan sejak dini, insyaallah akan membentuk karakter individu yang tegas dan sopan.
Maka, jika kita mendapati orang yang berkata secara kasar atau garang, belum tentu dia berkarakter tegas, malah bisa jadi adalah tipe yang agresif. Sebaliknya jika ada orang yang menegur dan mengingatkan kesalahan orang lain secara tegas dan sopan, maka dia lah yang berkarakter assertive. Jadi, apakah kita sudah menerapkan assertiveness dalam kehidupan kita? Atau jangan-jangan kita masih masuk dalam kategori agresif, pasif, atau agresif-resesif?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H