Mohon tunggu...
Irfan Hidayat
Irfan Hidayat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Personal blog kompasiana

Seseorang yang ingin bermanfaat bagi banyak orang dengan menulis dan berbagi. Beragama Islam yang proporsional dalam berkeadilan kepada siapapun dengan azas saling hormat dan ksatria. Belajar ilmu bahasa, politik, keislaman, lintas iman, enterpreneurship dan sosial kemasyarakatan. Senang berdiskusi berbagai tema dengan semua golongan dan menjalani prinsip hidup mulia hingga kelak syahid di jalan Islam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jalan-jalan Sore Kala Itu

27 Juli 2012   17:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:32 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bete setelah semalam berantem sama mas meski cuma gara-gara kran air mampet, sore itu aku tinggalkan dia yang sibuk memperbaikinya. Biarin! Itu tugas dia sebagai kepala rumah tangga.

Aku lalu jalan-jalan sore di komplek rumah baruku dengan Shantia, 2 tahun, putri kami yang ada di kereta dorong, berjalan menyusuri komplek perumahan yang cukup luas dan agak ramai.

Di suatu jalan, lalu muncul seorang perempuan muda yang cantik dari salah satu rumah besar di sana lalu mendekat pada kami. Tampak dua mobil mewah berjajar di garasinya.

Dia melihat ke putriku dan memuji, "Duh cantiknya putri bunda..."

Aku tersenyum bangga. Tapi tak lama. Sebab dia tiba-tiba saja mengangkat putriku tanpa permisi, mendekapnya di pelukannya lalu berjalan masuk rumahnya tanpa kata!

Aku meradang dan menyusulnya, takut terjadi apa-apa dengan putriku. Tapi dia dengan cepat bergerak masuk dan menutup pintunya. Aku menggedor pintu itu dan menangis memanggil nama putriku. Beberapa tetangga lalu muncul dan mendekat.

Lalu seperti terdengar suara laki-laki yang memarahi seseorang dari dalam rumah.

Tidak lama kemudian, pintu dibuka dan seorang lelaki tampan keluar menggendong putriku lalu menyerahkannya kepadaku.

"Ibu, maafkan istri saya. Dia 'agak terganggu' sejak putri kecil kami berpulang ke haribaanNya. Maaf ya bu."

Aku menerima putriku kembali dengan haru.

"Nggak apa-apa, pak. Terima kasih, terima kasih." Ucapku sambil undur ke keret dorong meski tanganku gemetaran. Aku tidak memperpanjang masalah ini. Sudahlah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun