"bisa jadi. Tapi tahu kenapa itu lubang tidak ditambal sama pemerintah." keluhnya.
"Mungkin lubang itu menunggu ada orang penting jatuh di sana, Bapak Presiden misalnya." Ucap saya berseloroh ngawur.  Sebab bisa jadi instansi-instansi yang saat ini saling lempar tanggung jawab, mengelak memperbaiki dengan alasan ini tanggung jawab pemerintah pusat, atau pemerintah daerah, atau PU atau apalah. Tapi saat ada orang penting, atau mungkin anaknya, atau malah cucu Bapak Presiden 'terlempar' ke aspal gara-gara kena lubang jalanan, baru mereka merasa bahwa ini tanggung jawab saya dan saya akan memperbaikinya saat ini juga.
Entahlah. Kesadaran dan tanggung jawab membangun negeri ini mungkin masih belum milik semua orang terlebih yang gajinya, hidupnya bahkan korupsinya dibayar dan atau pakai uang keringat rakyat Indonesia. Entah sampai kapan mimpi buruk yaitu jalan-jalan berlubang terutama di ibukota jakarta benar-benar zero accidents,  zero demages juga zero victims.
Mimpi? Bisa jadi.
Tapi mau sampai kapan?
~ Irfan Hidayat 15072012 - sebab Hidup adalah Cinta