Mohon tunggu...
Irfan Harson
Irfan Harson Mohon Tunggu... -

Dari kampung ke kota untuk masuk sorga..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Siksa Cinta Bertepuk Sebelah Tangan..

22 Januari 2011   16:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:17 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jenuh rasanya dengan semua ini.  Tak kunjung berakhir. Kadang memang terasa baik-baik saja, tapi seringkali tak bisa kukendalikan perasaanku. Telah berulang kali aku merasa bisa memahami kenapa ada orang sampai melakukan bunuh diri. Seringkali telah kupahami kenapa sebagian orang bisa gila karenanya. Hampir semua kata indah mengenainya telah kupahami dan kurasakan. Cinta begitu melelahkan.

Berdosa rasanya diri pada orang tua kalau sampai tahu betapa bodohnya diri ini. Bapakku memberikan kasih sayang tanpa berharap imbal balas. Bersusah payah dia menjaga masa depanku. Tak terpikir olehnya kesenangannya pribadi. Masih sering aku kecewakan orang tuaku. Nasehat yang diberikan untuk kepentinganku saja masih sering kuabaikan, tapi demi dia yang belum memberi apa-apa aku merasa ingin melakukan segalanya.

Masih teringat diotakku mata yang berkaca-kaca milik bapakku saat melepas kepergianku ke tanah jawa. Betapa berat perasaanya saat itu. Belum lama ditinggal mati istri tercinta harus berpisah dengan semua anaknya. Dia selalu tabah dan kutau itu demi masa depan anaknya. Belum sempat kumembalas sedikitpun kebaikannya.

Si gadis yang hanya singgah sesaat menemaniku didunia maya malah kuimpikan selalu. Hanya memberikan sedikit hiburan saat sepi menjelang, tapi ingin kubalas dengan segala yang kumiliki. Ya Rabb, apa maksud semua ini. Tak ingin aku sebenarnya merasakan semua ini. Tapi sungguh aku tak bisa menghindar. Berapa lama lagikah harus kurasakan semua ini ya Rabb.

Ingin sebenarnya aku membalas semua pemberian orang tuaku dengan segenap yang kumiliki, tapi kenapa tak kau hadirkan perasaan itu kedalam hatiku ya rabb. Apa rahasiaMU dengan semua ini. Tolong jangan kau jadikan perasaanku ini sebagai dosa. Sungguh tak bisa diri ini menghindar ya rabb.

Ya rabb, aku bermohon padamu jalan yang mudah. Kalau memang dia yang menjadi jodohku maka dekatkanlah, sehingga aku tidak lagi tersiksa dengan semua ini.  Sehingga aku tidak perlu lagi berhayal dan berharap karena semuanya jadi nyata. Sehingga aku bisa memacu diriku untuk membahagiakan bapakku juga. Jika dia bukan jodohku maka hilangkanlah perasaan ini. Hadirkanlah perasaan cinta yang lebih besar untuk bapakku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun