Mohon tunggu...
Irfan HanifAdani
Irfan HanifAdani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi : bermain basket

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menuju Generasi Indonesia Bebas Stunting

14 Juni 2023   18:07 Diperbarui: 14 Juni 2023   18:08 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya lahir dari keluarga yang ekonominya mengengah ke bawah. Pada saat saya masih balita asupan gizi saya memang tidak sebaik balita pada masa kini. Pilihan makanan dan pasar makanan terus berubah beberapa dekade ini. Hal tersebut sebagai tanggapan terhadap kenyamanan, keterjangkauan Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun..

Puan mengatakan, Generasi Emas Indonesia Tahun 2045 adalah generasi yang diharapkan memiliki karakter bangsa, pengetahuan, keahlian, kemampuan, dan keinginan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa. Generasi Emas juga diharapkan mampu memajukan Indonesia agar menjadi salah satu negara pemimpin dunia di saat umur Indonesia sudah mencapai 100 tahun pada tahun 2045.

 “Tentunya untuk mewujudkan Generasi Emas tersebut, maka perjalanannya harus kita mulai bersama dari sekarang, termasuk membebaskan Indonesia dari stunting,” ucap Puan. Ia mengingatkan, sudah menjadi tugas untuk kita semua memastikan generasi millenial Indonesia menjadi SDM yang sehat. Hal tersebut, kata Puan, harus dilakukan sejak anak berada dalam kandungan, balita, sampai akhirnya mereka dewasa.

 “Pembangunan kesehatan masyarakat dimulai sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan, yaitu mulai dalam kandungan hingga usia balita 2 tahun. Pada usia ini, asupan gizi yang baik akan memberikan peluang untuk berkembangnya potensi diri yang optimal. Sebaliknya, gagal gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan akan mengakibatkan gagal kembangnya potensi diri, baik secara fisik dan tingkat kecerdasan. Biasanya ditandai dengan stunting/kerdil,” jelas politisi PDI-Perjuangan (Maharani, 2022)

 Hasil Survei Status gizi balita Indonesia (SSGBI) menunjukkan bahwa pada tahun 2019 angka stunting di Indonesia mencapai 27,67%. Di provinsi Jawa Timur presentase angka stunting mencapai 26,8%. Sementara itu di Kabupaten Malang angka stunting yang berada di kabupaten malang mencapai 11,4%. Sementara itu, menurut salah satu kader di posyandu Desa Tamanharjo terdapat 7 anak yang terindikasi stunting. Dapat dikatakan bahwa angka stunting yang terjadi ini tinggi karena pada tahun 2019 terdapat situasi pandemi covid-19 yang mengakibatkan semua posyandu berhenti beroperasi. Dari pemberhentian posyandu ini bu-ibu tidak bisa memeriksakan kondisi dan perkembangan anaknya selama pandemi, banyak juga para balita yang tidak mendapatkan PMT (Pemberian Makanan Tambahan), vitamin yang biasanya didapatkan ketika pemeriksaan rutin di Posyandu.

Data Bank Dunia atau World Bank mengatakan angkatan kerja yang pada masa bayinya mengalami stunting mencapai 54%. Artinya, sebanyak 54% angkatan kerja saat ini adalah penyintas stunting. Hal inilah yang membuat stunting menjadi perhatian serius pemerintah

Kekurangan gizi  merupakan salah satu Factor yang tidak bisa dianggap sebelah mata dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia. sebagai indikator keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Dalam hal ini gizi memiliki pengaruh terhadap kecerdasan dan produktivitas kerja sumber daya manusia Saat ini Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia  . Di karenakan, stunting hingga detik ini masih menjadi masalah gizi terutama bagi bayi dan anak dibawah usia dua tahun di Indonesia. Kondisi tersebut harus segera dituntaskan karena akan mempengaruhi generasi emas Indonesia yang akan mendatang . 

Banyak hal yang dapat saya lakukan selaku mahasiswa universitas airlangga. Yaitu dengan cara melakukan kolaborasi dengan fakultas Kesehatan masyarakat dalam upaya memberikan sosialisasi mengenai pengertian dan dampak dari stunting tersebut. dan kami dari mahasiswa universitas airlangga juga melakukan kolaborasi dengan Lembaga swadaya masyarakat akan pentingnya gizi pada anak agar mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Berawal dari permasalahan sosial di atas yang melatarbelakangi atau yang menjadi alasan mendasar untuk membuat kampanye cegah stunting itu penting Bersama

#GenerasiBebasStunting. Maka dari itu, mahasiswa universitas airlangga fakultas Kesehatan masyarakat dan Lembaga swadaya masyarakat ingin mengajak untuk mengambil peran jadi relawan yang dapat mengampanyekan, dan mengedukasi masyarakat, para ibu dan para calon ibu di sekitar lingkungan kalian mengenai pencegahan stunting. Mari kita wujudkan Indonesia bebas stunting. Kami mahasiswa berharap program ini dapat menginspirasi anak-anak muda untuk ambil peran dan menyadarkan lebih banyak masyarakat bahwa stunting adalah pekerjaan rumah kita bersama yang memerlukan kerjasama dan gotong royong berbagai pihakStunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun