SUkoharjo (08/02/2024) - Desa Jagan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah. Seperti pada umumnya, pelaksanaan administrasi desa dan pelayanan warga dilaksanakan di sebuah balai desa. Desa Jagan sendiri memiliki Balai Desa yang terletak di Jalan Raya Jagan. Kawasan Balai Desa Jagan memiliki sebuah taman yang dilengkapi dengan elemen signage berupa tugu papan nama dan papan informasi yang memuat seluruh organisasi masyarakat. Akan tetapi, letak tugu eksistingyang berada 1m di bawah permukaan jalan menyebabkan tugu tersebut tidak terlihat dengan jelas ataupun menonjol. Padahal, signage berupa tugu merupakan elemen penting yang menjadi identitas dari suatu bangunan maupun kawasan.
Jagan, Bendosari,Hal ini lah yang menyebabkan Irfan Hanafi, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro program studi arsitektur, tertarik untuk melakukan redesain taman depan Balai Desa Jagan. Kegiatan diawali dengan berdiskusi bersama Kepala Desa Jagan  untuk menggali informasi mengenai gambaran desain beserta strategi penyelesaian potensi dan masalah yang ada pada lokasi taman. Selanjutnya, dilakukan pelaksanaan survey untuk mengukur lahan dan titik elemen-elemen eksisting. Informasi dan data yang didapatkan dari survey akan digunakan sebagai pedoman perancangan di tahap selanjutnya.
Pada tahap perencanaan, diputuskan bahwa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangterlihatannya tugu balai desa adalah dengan menaikkan kontur site selevel dengan permukaan jalan sehingga view to site menuju taman dapat diakses dengan jelas dari segala arah. Desain taman memiliki elemen softscape yang berupa rerumputan dan pepohonan.Â
Tanaman kelengkeng eksisting dipertahankan sebagai bentuk penghormatan kepada alam. Selain itu, ditambahkan pula dua buah pohon palem di sisi kanan dan kiri yang menyimbolkan penjagaan selaras dengan sejarah Desa Jagan yang dulunya menjadi gerbang penjagaan di era Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Elemen hardscape direalisasdikan dalam bentuk pagar dan tugu papan nama. Penggunaan material batu alam menjadi penekanan dalam desain karena dapat memberikan kesan alami yang dekoratif dan atraktif.
Desain juga memperhatikan kebutuhan masyarakat ketika terdapat suatu acara seperti posyandu, pembagian beras, dll. Pengunjung yang datang untuk mengantarkan kerabat terdekat memerlukan tempat duduk sembari menunggu selesainya kegiatan. Oleh karena itu, disediakan pula area duduk yang berada di taman bagian dalam.Â
Selain itu, pemberian akses berupa tangga di sebalik tugu papan nama juga menjadi elemen yang menarik dan mendorong masyarakat yang berkunjung untuk mengeksplor Taman Balai Desa Jagan.Â
Pengadopsian atap joglo ke dalam desain dilakukan untuk menciptakan keselarasan dan keharmonisan antara desain tugu papan nama dengan bangunan pendopo eksisting sekaligus mengangkat budaya Jawa ke dalam desain. Hasil desain kemudian di print out dan diserahkan kepada Kepala Desa Jagan, Bapak Mariyo. Beliau menjelaskan bahwa desain taman ini dapat digunakan sebagai bahan untuk diajukan kepada BAPPEDA sehingga dapat ditindaklanjuti lebih jauh.
Dengan diselesaikannya redesain taman dan tugu penanda Balai Desa Jagan, diharapkan dapat meningkatkan citra visual dari kawasan Balai Desa Jagan ketika sudah dibangun sehingga dapat berkesan di hati masyarakat maupun pengunjung. Selain itu, hasil redesain taman juga diharapkan untuk dapat menjawab kebutuhan masyarakat dan pengunjung Desa Jagan yang beraktivitas di Balai Desa Jagan.
Penulis: Irfan Hanafi/21020120120034/Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro/KKN Undip Tim 1 2024