Mohon tunggu...
Irfan Halim
Irfan Halim Mohon Tunggu... -

seorang yang pernah menginjakkan kaki di SD Muhammadiyah Wirobrajan 3, SMPN 8 Yogyakarta, SMAN 1 Teladan Yogyakarta. Sedang menjalani kehidupan perkuliahan di Psikologi UGM

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membaca Buku

9 November 2013   19:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:23 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kemampuan membaca itu sebuah rahmat. Kegemaran membaca; sebuah kebahagiaan.”

― Goenawan Mohamad

Membaca buku merupakan aktivitas yang tidak pernah membosankan. Satu buku bisa dibaca berulangkali dan kita mendapatkan ilmu yang berbeda darinya. Apapun genre bukunya, tingkatan kualitasnya, ukurannya semuanya dapat dimaknai dengan cara yang unik. Buku adalah pikiran yang tertulis, karya manusia yang mengabadikan ide penulisnya. Di dalamnya kita menemukan impian, metafora, keindahan, nilai, kehidupan, yang lahir dari manusia.

Ketika kecil, seingat saya waktu TK pernah diberikan secara rutin majalah anak-anak. Isinya ada komik pendek, puzzle, dan informasi menarik lainnya. Setelah itu baru SMA dan ketika kuliah saya mulai gemar membaca. SD saya tidak begitu banyak membaca dan SMP lebih banyak mengerjakan soal-soal pemecahan masalah.

Buku-buku membuat pikiran kita terbuka, emosi lebih terjaga dan perilaku lebih terdidik. Dengan membaca kita mencoba memahami perbedaan cara pandang manusia mengenai satu topik, atau emosi kita menjadi larut dalam alur cerita yang ada, dan pemikiran beserta emosi itu mempengaruhi cara berpikir yang melahirkan perilaku. Setelah itu menjadi tabiat.

Memilih buku bacaan adalah menentukan jalan hidup kita. Ketika waktu kita dihabiskan untuk novel-novel picisan melankolis dan melupakan buku mengenai pemikiran, pertarungan ideologi maka bisa jadi akan terombang-ambing dalam perubahan zaman yang sangat cepat. Namun sebaliknya, kebanyakan membaca buku serius tanpa pernah mencoba membaca buku ringan maka bisa membentuk kepribadian kaku, apa-apa dianalisis :D..

Buku adalah rententan kata-kata yang merupakan kombinasi huruf yang terbatas. Buku adalah cara manusia melawan keterbatasannya. Dengan buku ia menjadikan dirinya abadi, dengan buku waktu dan tempat bisa ditaklukkan...

Maka bacalah...

bacalah...

kemudian menulislah...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun