Novel Take My Hand merupakan project Graduation Series yang dibuat oleh Republika Penerbit. Ary Nilandari merupakan salah satu penulis yang mendapatkan kesempatan untuk membuat sebuah cerita tentang anak sekolahan yang sangat menarik dan layak untuk dibaca oleh anak-anak gaul yang dikenal sebagai anak milenial di zaman sekarang.
Take My Hand merupakan sebuah kisah perjalanan dari tiga sahabat, terdiri dari Naren Arshadikara (a.k.a Ren), Wening Ayu Rengganis (a.k.a Weing) dan Arvind L. Devara (a.k.a Arvind. Mereka adalah tiga tokoh yang ditulis oleh penulis untuk menemani para pembaca dengan kisah yang menarik.
Mereka (Ren, Wening dan Arvind) merupakan siswa kelas 12 yang menganggap tingkatan sekolah ini merupakan neraka bagi mereka, karena mereka akan disibukkan dengan segala pelajaran yang banyak, dituntut untuk mendapatkan nilai bagus, persiapan untuk memilih dan mendaftar Perguruan Tinggi yang sesuai dengan kemampuan mereka.
Penulis sangat piawai dalam membangun karakter dari masing-masing tokoh yang ada di dalamnya. Seperti Ren yang memiliki sikap mandiri, suka menolong, menjadi kakak pertama yang baik dan menggemari olahraga Parkour.
Wening memiliki sifat yang serius, selalu fokus pada tujuan atau goal yang ingin dicapainya seperti layaknya siswa teladan di sekolahan kebanyakan. Sedangkan Arvin sangat bertolak belakang dengan karakter yang dimiliki oleh rekannya, tapi ia memiliki kepekaan dan sifat yang unik dan menarik untuk disimak di dalam novel ini.
Karakter dalam novel ini saling melengkapi dan memiliki kapasitas yang pas layaknya anak-anak seumuran dengan mereka yang masih duduk dibangku SMA. Persahabatan mereka sangat sehat dan memiliki banyak contoh yang perlu ditumbuhkan oleh anak-anak zaman sekarang yang lebih sibuk dengan gadget atau smartphonenya.
Kisah perjalanan tiga sahabat ini tidak mulus begitu saja, penulis menambahkan banyak bumbu-bumbu kehidupan yang sangat related dengan apa yang terjadi saat sekarang. Seperti contoh kegalauan anak-anak sekolah yang duduk di bangku SMA yang diperlihatkan oleh Ren dan Arvind dalam menentukan jurusan dan prodi di Perguruan Tinggi nanti. Kemudian sosok Wening yang sudah matang dengan segala persiapan dan memiliki visi dan misi yang jelas untuk menata masa depannya.
Konflik diatas baru satu atau dua yang bisa saya sampaikan, masih banyak konflik-konflik yang dibangun oleh penulis yang memiliki dampak positif bagi para pembacanya. Republika selalu memiliki kejutan dalam setiap karya yang akan diterbitkan oleh penerbitnya melalui project bersama dengan para penulisnya.
Banyak pesan moral dan sisi positif yang didapat ketika pembaca selesai menuntaskan bacaannya. Tidak sedikit konflik yang dimasukkan memiliki peran penting dalam menyampaikan isu yang sedang dialami oleh anak-anak muda saat ini. Novel ini layak untuk dimiliki oleh para teenager dan anak sekolahan untuk membaca dan memilikinya langsung sebagai penunjang kepustakaan.