Dalam meramaikan acara Festival Sinema Prancis (FSP) 2022 yang diadakan di beberapa kota besar di Indonesia. Acara ini diselenggarakan oleh Institusi Perancis Indonesia (IFI) sejak 24 tahun yang lalu, guna mempersatukan puluhan ribu orang di dalam FSP. Festival ini merupakan sebuah sarana penting yang tercatat di dalam Kalender Budaya yang berlangsung di Indonesia.
Acara Festival ini diselenggarakan dengan dua cara yaitu Luring dan Daring. Festival Luring akan berlangsung dari tanggal 6 s.d 21 Oktober 2022, dimana dilakukan di 21 lokasi pemutaran yang telah ditentukan oleh penyelenggara. Untuk Indonesia Festival ini digelar dan dapat disaksikan secara langsung di 13 kota di Indonesia.
Meliputi Jakarta, Tangerang, Surabaya, Denpasar, Bandung, Yogyakarta, Medan, Kendari, Pontianak, Makassar, Lampung, Ambon dan Samarinda. Sedangkan secara daring, film-film Prancis pilihan dengan takarir bahasa Indonesia ini bisa dinikmati dari tanggal 14 s.d 21 Oktober dari rumah masing-masing. Semuanya dapat diakses secara gratis hanya di platform Mola TV.
Berhubung saya bergabung dalam satu Komunitas Film yang ada di Kompasiana bernama KOMIK. Acara ini saya sambut dengan sangat senang karena saya salah satu penggemar film, berhubung kota yang ditentukan tidak melibatkan daerah tempat saya, maka saya mengambil opsi kedua dengan mengikutinya secara daring di platform Mola TV.
Pada tahun ini Institut Prancis Indonesia (IFI) mengambil tema bertajuk "GENERATION", untuk menampilkan film-film yang meningkatkan kesadaran akan tantangan utama zaman kita : perubahan iklim, pelestarian lingkungan, kepunahan massal spesies tetapi juga hak asasi manusia, inklusi, dll.
Acara ini juga menyediakan program-program seru pendukung selain pemutaran film secara langsung di beberapa kota yang telah di tentukan di Indonesia. Akan ada diisi dengan acara diskusi, kuliah umum, dan cine-moi special Festival Sinema Prancis. Tapi berhubung saya hanya bisa mengikuti secara daring, maka saya akan membuat sebuah review film yang tersedia di Mola TV dengan judul "Venus in Fur (La Venus A La Fourrure)".
Review Film "Venus in Fur (La Venus A La Fourrure)" di platform Mola TV
Dalam acara Festival Sinema Prancis yang dilaksanakan secara daring, penikmat film akan disuguhkan dengan 5 pilihan judul fil yang telah dipilih dan bisa disaksikan langsung di platform Mola TV. Film yang tayang di Mola TV terdiri dari Animal (2021), Mal De Pierres (From The Land of The Moon/2016), Ne Te Retourne Pas (Don't Look Back/2009), Neuf Meufs (Nine Woman/2021) dan La Venus A La Fourrure (Venus In Fur/2013).
Dari kelima judul saya tertarik dengan film "Venus in Fur (La Venus A La Fourrure)". Melihat dari katalog yang saya dapatkan dari Group WA KOMIK, saya tertarik dengan satu judul yaitu "Venus in Fur (La Venus A La Fourrure)". Saya membaca ada beberapa penghargaan yang diperoleh dari film ini yaitu Cesar Awards, France 2014 Best Director, Hamburg Film Festival 2013 Art Cinema Award : Romance Polanski, Lumiere Awards, France 2014 Best Sceenplay dan Prix Saint-Germain 2013 Best French Film.
Hal ini membuat saya penasaran dengan isi cerita film ini tentang apa dan bagaimana bisa dapat meraih banyak penghargaan. Selain itu film yang lain memiliki point tersendiri tapi hanya film ini yang berhasil meraih banyak pernghargaan bergengsi di France. Berikut saya tuliskan review setelah menonton film di platform Mola TV secara langsung.