Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Trending Kondom Dirazia, Petugas Kurang Kerjaan atau Cari Sensasi Saja

15 Februari 2022   00:35 Diperbarui: 15 Februari 2022   00:44 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondom Dirazia? Petugas Kurang Kerjaan atau Cari Sensasi saja

Negeri ini kembali digempari dengan berita viral tapi menurut saya unfaedah dan tidak masuk ke dalam nalar dan akal sehat saya. Sengaja saya membat artikel ini setelah melihat postigan Feed Master Deddy Corbzier yang menginfokan tentang adanya petugas merazia Kondom dalam penyambutan hari menjelang Valentine day bagi anak muda.

Hal ini tidak mask akal dan tidak memiliki relevansi sama sekali dengan kegiatan yang sedang mereka lakukan. Kejadian ini sempat viral dan menjadi tranding di beberapa platform media social seperti Twitter, berita begit cepat tersebar dan menajdi trending hingga banyak menaggapi kejadian ini. Bukan Indonesia jika tidak ada hal aneh yang akan menjadi headline dan berita viral.

Kejadian razia kondom ini terjadi di wilayah Makasar, Petugas Satpol PP melakukan kegiatan razia ini menjelang hari peringatan Valentine yang jath pada tanggal 14 Febrari 2022. Sungguh miris dan tidak relevan dengan apa yang menjadi alasan bagi mereka melakukan razia ini.

Kita semua tahu bahwa budaya valentine bukanlah tradisi dari orang timur melainkan barat. Dengan kemajuan dan perkembangan zaman pada globalisasi saat ini, budaya asli orang timr menjadi terkontaminasi terhadap budaya baru yang masuk dan mencoba untuk mempraktekkannya.

Hubungan Perayaan Valentine dengan melakukan razia kondom, tidak masuk akal!

Saya tidak tahu bagaimana pemikiran orang-orang dalam melakukan sesuatu pekerjaan yang masuk akal dan tidak. Logikanya perayaan valentine tidak selamanya orang akan berpikir untuk melakukan perbuatan diatas wajar dan kelewatan batas. Hanya segelintir orang dan mereka yang tidak punya logikalah yang akan mau melakukan perbuatan tersebut dalam merayakan hari kasih sayang.

Okay, jika ada orang yang melakukan hal demikian hanya diperbolehkan kepada mereka yang memiliki pasangan sah alias sudah menikah. Tapi, jika ada anak-anak mda yang nekat melakukan hal itu tanpa menggunakan pengaman alias kondom, bisa saja akan menyebarkan berbagai penyakit menular yang bisa berbahay bagi banyak orang.

Di lain sisi orang akan beranggapan kejadian itu diperbolehkan tapi hanyak orang-orang bodohlah yang nekat melakukan tindakan asusila tersebut. Kita hidup di zaman yag sudah canggih, tapi sikap dan perilaku masih dibawah rata-rata yang tidak bisa diterima oleh akal dan logika.

Ada pekerjaan yang lebih penting mereka lakukan dari pada merazia kondom jika hanya untuk menarik berita da sensasi belaka agar viral. Ini bukanlah sebuah kemajuan melainkan kebodohan yang memundurkan nalar, akal dan logika sebagai manusia. Cobalah sekali-kali melakukan tugas dengan baik, bukan menarik perhatian banyak orang untuk diperhatikan.

"Sehingga generasi muda yang masih jomblo kita harapkan tidak melakukan ritual-ritual yang negative dimalam Valentine nanti." Kata Kepala Satpol PP Kota Makasar Muhammad Iqbal Asnan yang saya kutip dari media oline detik.com, minggu (13/2/2022). Dari kutipan alasan yang diberikan oleh Petugas sagat ambigu dan absurd, apa iya semua orang akan merayakan dan melakukan hal demikian saking bodohnya.

Sungguh kejadian da peristiwa yang tidak masuk akal sehat saya, belum tuntas masalah satu dalam negeri ini amlah ditambah dengan berita yang unfaedah dan tidak ada guna. Saat ini kita fokus diman gelombag ketiga akan menghampiri Indonesia denga adanya varian baru Omicron yang sudah terdeteksi di dalam negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun