"Alhamdulilah, pembaca mendapatkan suguhan novel religious-populis yang begitu mencerahkan. Membaca novel karya Mahdavi ini, setara dengan membaca kontroversi pemikiran kalangan "Islamophobia" terhadap berbagai ajaran Islam. Segmen yang dipotret adalah segmen yang memiliki relevansi kuat lintas zaman, lintas generasi, dan selalu mewarnai peradaban kemanusiaan, yakni perihal pemikiran Islam secara naqli (dalil Al-Qur'an dan hadist) versus dalil aqli (pemikiran yang bertumpu pada kekuatan akal semata). Diskursus anatar kaum feminisme liberal dengan teks-teks Al-qur'an disajikan secara simple tetapi mendalam, sehingga jauh dari kesan menggurui pembaca." Kutipan dari Khofifah Indar Parawansa, Tokoh NU/Menteri era Gus Dur
Novel "Ratu yang Besujud" merupakan sebuah novel islami yang akan menginspirasi banyak muslimah di tanah air, novel ini rilis pertama kali pada tahun 2013 sebagai cetakan pertama. Novel ini menjadi Best-Seller dengan memasuki cetakan ulang yang ketiga dilakukan oleh penerbit Republika di pertengahan tahun  Agustus 2021.
Novel ini menceritakan tentang sosok Charlotte Melati Neumuller. Sosok wanita cantik, pintar dan mandiri. Novel Ratu yang Bersujud ini memiliki latar dari beberapa negara yaitu Berlin, London dan Jakarta. Charlotte merupakan seorang aktifis wanita yang mendukung dan membela tentang hak-hak perempuan yang harus setara dengan laki-laki.
Charlotte memiliki seorang ibu yang berdarah Indonesia dan ayah asli orang Jerman. Keluarga Charlotte memiliki keluarga yang taat dengan agamanya. Ayah dan Ibu Charlotte sangat tidak suka dengan orang muslim dan agama Islam.
Dalam kejeniusan dan kepintaran yang dimiliki oleh Charlotte, ia memiliki rasa kebimbangan tersendiri terhadap apa yang telah ia lakukan di kegitan aktifisnya bersama guru besar dan teman-temannya. Dari rasa bimbang itu muncul banyak pertanyaan di dalam pikirannya tentang dunia Islam dan segalanya yang bersangkutan tentang wanita dalam pandangan Islam yang menurutnya terlalu merendahkan posisi keberadaan wanita dalam rumah tangga. Apalagi ditambah dengan pengetahuan dan dogma yang telah diketahuinya dari forum aktifis yang diikutinya tentang Agama Islam yang memperbolehkan Poligami dan memaksakan wanita untuk memakai hijab.
"Hijab adalah pembebasan dari ketergantungan kosmetik dan topeng. Hijab adalah pembebasan untuk jujur pada hatimu. Hijab adalah pembebas jiwamu dari rantai-rantai duniawi." Kutipan isi dalam novel "Ratu yang Bersujud"
Kehadiran sosok Lale di Berlin membawa dimensi baru bagi kehidupan Charlotte, Lale merupakan sepupu dari Charlotte. Semua pertanyaan dan hal-hal yang menjadi kegelisahan di dalam diri Charlotte, dijawab oleh Lale dengan sangat baik dan indah sekali sehingga membuat Charlotte merenung dan berpikir tentang segalanya.
Apa yang selama ini diketahui olehnya tentang agama, teruatam Agama Islam, menurutnya telah melegitimasi perlakuan deskriminatif dan kekerasan terhadap kaum perempuan. Dengan adanya sosok Lale yang hadir dalam kesehariannya Charlotte bisa menyadarkan bahwa persepsi yang diyakininyan adalah sebuah propaganda  jahat dalam membenci Islam.
Keunggulan dari Novel Ratu yang Bersujud
Pembaca akan dipaparkan sebuah pemahaman tentang permasalahan dan ilmu agama yang dikemas secara ringan tanpa bermaksud dengan menggurui. Penjelasan yang dibuat oleh penulis dalam dialog masing-masing karakter dilampirkan firman ayar-ayat yang ada di dalam Al quran yang membahas tentang hal-hal yang dibahas dalam buku ini.
