Siapa yang tidak tahu dengan peristiwa yang terjadi di dalam negeri ini, tepat tanggal 2 Desember 2021 semua orang ingin mengadakan kembali Reuni Akbar 212 di Tugu Monas Jakarta. Hal ini tentu ditolak oleh pihak kepolisian karena hal ini akan mengundang kerumunan masa yang banyak, sementara ini Indonesia sedang masa tenang dengan menekan penyebaran virus ini di dalam negeri.
Saya tidak habis pikir kenapa beberapa pihak begitu ngotot untuk mengadakan acara ini, apakah ada kepentingan terselubung atau hanya untuk memperingati masa kejayaan yang dulu berhasil mengumpulkan jutaan umat manusia. Tapi hal ini tidak masuk logika dan tidaka memiliki esensi yang relevan dengan masa pandemic saat ini.
Saya juga bingung dengan logika dan bahasa Indonesia dari bangsa ini, Reuni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah pertemuan kembali (bekas teman sekolah, kawan seperjuangan, dan sebagainya) setelah berpisah cukup lama. Tapi menurut pemahaman saya ini bukanlah sebuah reuni melainkan perayaan ulang tahun yang seta tahunnya harus ada peryaan atau ceremony nya. Sangat lucu negeri ini.
Hari ini tepat tanggal 2 Desember sebagai peringatan untuk mengulang peristiwa yang terjadi pada tahun 2016, di mana salah satu tokoh pemimpin daerah di ekploitasi keadilannya melalui tuntuta yang sangat mengerikan. Ahok akhirnya dengan tuntutan masyarkat yang membuat pertemuan ini sebagai tuntutan kepada pemerintah merupakan sebuah kesuksesan yang besar bagi mereka yang memiliki kepentingan didalamnya.
Sekarang permasalahan di tahun 2016 sudah kelar, terus mau diadakan lagi acara reuni 212 untuk tujuan apa lagi ? kalo menurut statemen Ketua Panitia 212 tahun ini di salah satu stasiun televisi INews, beliau mengatakan acara ini dilaksanakan secara damai dan berdzikir bersama seperti tahun 2016. Coba dipikir deh ya kalo mau untuk dzikir bisa dirumah atau di masjid-mesjid terdekat, tidak mesti kita harus untuk berkumpul dan membuat keramaian.
Anda semua tidak paham dengan kondisi saat ini, seluruh dunia sedang bersusah payah untuk menangani masalah Covid-19. Sekarang ditambah mengurusi aksi berkumpul keramaian untuk acara reuni 212 yang tidak masuk akal logika yang berfikir waras. Jangan bodoh deh menajdi manusia, kita diciptakan akal pikiran untuk berpikir bukan untuk didiamin aja. Kalo terjadi cluster paien baru dengan virus varian baru bagaimana, kalian k=sanggup untuk mengahdapi dan menjalani perawatan. Kalo iya selamat, nah kalo kalian tidak sanggup dan nyawa kalian terancam untuk mati, siapa yang rugi ?
Aksi 212 jika dilaksanakan menurut saya tidak ada relevansi sedikit pun untuk apa pun alasannya, karena semua hal yang disampaikan oleh mereka-mereka petinggi penggerak acara ini berlangsung tidak amsuk akal sehat saya. Lebih baik melakukan hal-hal yang bermanfaat dan bisa membantu orang-orang yang berada di sekitar kita, bukan malah menambah masalah dan emmperkeruh keadaan sekarang ini.
Saya menulis artikel ini karena saya tidak setuju apabila  kegiatan ini dilaksanakan pada masa sekarang. Saya sangat menolak dengan adanya kegiatan ini yang bisa berujung malapetaka besar untuk kesehatan kita semua, jangan mengorbankan sesuatu mengenai keselamatan kesehatan kita bersama dibanding hanya dengan senila nasi bungkus dan ongkos capek untuk mengikuti acara yang tidak ada mengandung manfaatnya.
Saat ini Indonesia mengalami yang namanya melek digital, ketika sesuatu hal kebenaran terungkap dan semua orang mendapatkan informasi dengan sangat mudah untuk diperoleh dengan kecanggilan teknologi. Â Seharusnya kita berfikir dengan akal sehat dan logika untuk bisa mencerna dan menerima setiap informasi atau berita yang kita dapatkan, jangan hanya menjadi pendengar dan menurut saja apa yang telah ditetapkan atau disetujui oleh orang-orang tertentu. Lakukanlah sesutau hal yang diputuskan itu salah untuk berani speak up atau berbicara langsung tentang kebenarannya, jangan mudah terprovokasi.
Indonesia merupakan bangsa yang besar dan memiliki banyak potensi yang bisa dieksplore oleh generasi kita dimasa yang akan datang. Kita ini sudah terlalu lama dibungkam oleh ketidaktahuan dan dibodoh-bodohi oleh banyaknya berita yang tidak masuk akal yang tidak memiliki relevansi untuk terus dipertahankan. Sudah saatnya kita bangkit dan berpikir maju mentap amsa depan yang lebih baik untuk kemajuan bangsa ini, jangan melakukan banyak hal-hal bodoh yang bisa merugikan diri sendiri dan orang-orang yang berada di sekitar kita.